Rocky Gerung Bongkar Taktik Busuk di Balik Rencana Jokowi Gabung ke Golkar, Singgung Upaya Moeldoko Rebut Demokrat
Penulis: Rafika
Kamis, 14 Maret 2024 | 431 views
Presisi.co - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) tengah santer dikabarkan akan merapat ke Partai Golkar. Partai dengan lambang pohon beringin itu juga telah memberikan lampu hijau jika Jokowi ingin bergabung. Bahkan, eks Gubernur DKI Jakarta itu digadang-gadang akan menjadi ketua umum baru Golkar.
Menanggapi rumor tersebut, pengamat politik Rocky Gerung menilai Jokowi memiliki tujuan politik lain dengan rencananya merapat ke Golkar. Lelaki kelahiran Manado itu lantas teringat saat Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat beberapa tahun silam.
"Ini untuk kepentingan Jokowi sendiri. Jokowi ingin memastikan punya peralatan politik pasca dilengserkan. Itu lalu diatur, yang paling mungkin (isu dihembuskan) orang Golkar sendiri, supaya gak dianggap rampok seperti Moeldoko kan," ucap Rocky Gerung seperti dikutip dari Suara.com, Kamis (14/3/2024).
Rocky Gerung juga menyebut Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) turut dilibatkan dalam rencana ini. Menurutnya, Menko Marves tersebut dijadikan semacam 'kuda troya' untuk mengambil alih kepengurusan Golkar.
"Jadi dipasanglah di situ, pak LBP. LBP itu semacama kuda troya yang didalamnya ada Jokowi. Kenapa baru sekarang? Karena untuk memastikan caleg-caleg Golkar ini harus tetap di bawah Jokowi seperti di awal perecanaan koalisi," tambah Rocky Gerung.
"Busuk sebenarnya, cara berpikir politik yang busuk. Itu 11-12 dengan Moeldoko," ungkapnya lagi.
Rocky Gerung kemudian menuturkan kondisi ini menjadi jawaban mengapa Jokowi tak mengambil tindakan apapun ketika Moeldoko berupaya merebut Demokrat dari kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Itu juga yang menerangkan, mengapa pak Jokowi tak pernah mau menegur Moeldoko. Karena motifnya sama. Kan Demokrat sudah diintai untuk bisa diambilalih oleh Jokowi,"
"Itu yang menerangkan bagi kita masuk akal, mengapa Moeldoko begitu percaya diri untuk mengambilalih Demokrat karena di belakangnya ada keinginan pak Jokowi," jelas Rocky Gerung. (*)