Sederet Fakta Kronologi Kuli Bangunan yang Tega Habisi Nyawa Dosen di Solo
Penulis: Rafika
Sabtu, 26 Agustus 2023 | 962 views
Presisi.co - Baru-baru ini, publik dihebohkan oleh insiden pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34), yang tewas di tangan seorang kuli bangunan DF (23). DF mengaku nekat menghabisi Dian lantaran tersulut emosi saat dimarahi oleh korban.
Kejadian ini terjadi sekitar tengah malam Rabu (23/8/2023) di Perumahan Graha Sejahtera, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah. Jasad korban ditemukan warga tertutup kasur di dalam rumah.
Berikut, Presisi telah merangkum fakta-fakta pembunuhan yang dilakukan oleh DF hingga mengakibatkan tewasnya Dian.
Pembunuhan Direncanakan
Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengatakan insiden ini merupakan pembunuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaku sebenarnya ingin menghabisi nyawa korban pada Senin (21/8) malam, tetapi belum cukup memiliki keberanian sehingga menundanya hingga Rabu (23/8) tengah malam.
"Ini pembunuhan berencana, karena sudah direncanakan sebelumnya," kata Sigit, dikutip dari Detik.
Pelaku membawa pisau pemotong daging dari rumah untuk membunuh korban. Ia juga memakai sarung tangan medis serta buff penutup wajah yang disimpan di rumahnya. Kemudian, ia berjalan dari rumahnya menuju tempat di mana korban tinggal.
Setelah sampai, DF mencoba masuk dengan memanjat rumah tersebut. Ia naik dari pagar ke atap depan samping dan di belakang ada tandon. Usai berhasil memasuki rumah itu, DF melihat korban tengah tertidur di atas kasur yang berada di ruang tamu.
Motif Sakit Hati
Melansir dari Detik, DF mengaku rasa sakit hati telah membuatnya gelap mata hingga nekat menghabisi dosen UIN Raden Mas Said Solo tersebut. DF mengaku sempat ditegur korban soal pekerjaannya pada Senin (21/8).
Awalnya, DF bekerja sebagai kuli bangunan yang merenovasi rumah milik korban. Adapun lokasinya di area Desa Tempel, Kecamatan Gatak.
Suatu hari, korban meninjau rumahnya yang sedang direnovasi. Saat itu, pelaku tengah memasang batu bata dan korban mengatakan “tukang kok amatiran”. Hal ini membuat DF sakit hati lantaran ia merasa sudah bekerja dengan baik. Ia pun menaruh dendam
"Karena kerjanya jelek. Saya ditegur Senin pagi, sampai sore. Lalu saya ada kepikiran bunuh, jadi sudah direncanakan," kata DF saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolsek Gatak, Sukoharjo, Jumat (25/8)..
DF mengaku tak terima ditegur korban dan merasa sakit hati. Kemudian pada Rabu (23/8), dia merencanakan untuk membunuh korban.
Mengambil Beberapa Barang Korban
Setelah menghabisi nyawa korban, pelaku rupanya juga mengambil barang berharga milik korban seperti handphone, laptop, dan uang. Namun, ia mengaku pada awalnya tidak berniat untuk mencuri apapun.
"Terlintas saja, pengin ngambil," kata DF saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolsek Gatak, Sukoharjo, Jumat (25/8).
Barang milik korban yang diambil pelaku berhasil diamankan polisi dan menjadi barang bukti. Selain itu, barang bukti lainnya juga diamankan seperti pisau, kasur, pakaian korban, selimut, abu bekas bakaran baju pelaku, dan motor pelaku.
Mencoba Menghilangkan Barang Bukti
Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengatakan, setelah melakukan aksinya, pelaku sempat mencoba untuk menghilangkan barang bukti. DF membakar baju yang dikenakannya dan membuang pisau ke sungai Blimbing demi menutupi jejak pembunuhan.
"Kami bekerja sama dengan tim SAR, bersama dengan petugas kami menyelami Sungai Blimbing dekat rel kereta api, untuk mencari barang bukti pisau ini," kata Kapolres, sebagaimana diberitakan oleh Detik.
Korban Sempat Melawan Hingga Diancam
DF yang sudah berada di dalam rumah, menempelkan pisau yang dibawanya itu ke leher korban. Tujuannya agar korban diam dan tidak berteriak. Korban yang terkejut kemudian ingin teriak hingga pelaku menekan lehernya sampai lemas.
"Korban sempat melawan, sempat mau merebut pisau," ucapnya.
Pelaku pun melepaskan ibu jari yang menekan leher korban secara perlahan. Sambil melakukan hal itu, DF mengancam korban dengan berkata, “Kamu pilih diam dan tak biarkan (untuk) hidup atau kamu berteriak dan tak (aku) habiskan sekarang”.
Namun, korban justru berteriak dan berusaha merebut pisau pemotong daging milik pelaku. DF lantas merasa emosi dan kemudian menganiaya korban dengan pisau yang dibawanya. (*)