search

Berita

Bripka ArfanKamaruddin SimanjuntakKapolri

Bripka Arfan Saragih Diduga Bukan Tewas Bundir, Kamaruddin Simanjuntak Akan Surati Kapolri

Penulis: Presisi 1
Kamis, 01 Juni 2023 | 1.475 views
Bripka Arfan Saragih Diduga Bukan Tewas Bundir, Kamaruddin Simanjuntak Akan Surati Kapolri
Pengacara Kamaruddin Simanjuntak memaparkan kasus Bripka Arfan Saragih. (internet)

Presisi.co – Seorang polisi bernama Bripka Arfan Saragih di Sumatra Utara meninggal dunia. Diduga, Bripka Arfan Saragih meninggal dunia karena bundir minum racun. Namun pihak keluarga Bripka Arfan Saragih menduga kematian ini bukan karena bundir.

Pengacara keluarga Bripka Arfan Saragih, Kamaruddin Simanjuntak akan menyurati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan petinggi Mabes Polri lainnya.

"Hampir 6 bulan atau 5 bulan tepatnya tidak berjalan di Sumatera Utara, maka kami ke sini memohon kepada Kabareskrim supaya kasus ini diambil alih ke Jakarta," sebut Kamaruddin Simanjuntak di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2023).

Kamaruddin Simanjuntak membeberkan kejanggalan di kematian Bripka Arfan Saragih. Yakni luka trauma akibat benda tumpul di kepala, rahang, hingga transkasi pembelian racun sianida yang dinilai janggal.

"Dugaan kami, klien kami ini adalah korban dugaan pembunuhan. Karena handphonenya dipegang Kapolres (Samosir) tapi bisa pegang atau memesan online sianida dari Bogor," tegas Kamaruddin Simanjuntak.

Pengacara keluarga Bripka Arfan Saragih lainnya, Johanes Raharjo menyebut kliennya pertanyakan kronologis kematian dari Polda Sumatera Utara.

"Keluarga korban tanyakan masuknya sianida itu ada upaya paksa atau memang dari korban sendiri. Ini perlu diungkap. Kalau ada upaya paksa berarti ini ada dugaan pembunuhan berencana Pasal 340. Makannya kami ke sini dalam rangka melaporkan dugaan tindak pidana Pasal 340," sebutnya.

Sebelumnya Kapolda Sumatera Utara Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak mengklaim kronologis kematian itu berdasarkan hasil penyelidikan mendalam yang dilakukan tim gabungan selama 10 hari sejak 24 Maret 2023. Ada 274 saksi yang diperiksa.

"Akibat masuknya sianida ke saluran makan hingga ke lambung dan saluran nafas. Disertai pendarahan pada rongga kepala akibat trauma tumpul itu yang terungkap dalam hasil visum," sebut Panca dalam konferensi pers bersama Kompolnas, Selasa (4/4/2023) malam.

Panca menegaskan maksud trauma tumpul pada rongga kepala Bripka Arfan bukan karena pukulan benda tumpul.

"Tadi sudah dijelaskan oleh ahli dan kedokteran forensik, masyarakat jangan langsung menyimpulkan trauma tumpul itu akibat benturan dipukul, jangan," tegasnya.

"Tadi sudah disampaikan secara transparan bahwa, dari hasil pemeriksaan kedokteran tidak ditemukan fraktur (patah tulang) pada tengkorak. Yang kedua, tidak ada ditemukan luka pada kulit luar korban. Jadi ini menggambarkan bahwa yang terjadi adalah benturan. Dan masuknya sianida ke tubuh, tidak ditemukan adanya tanda-tanda paksaan. Itu berdasarkan keterangan dari teman-teman ahli saya sampaikan," lanjutnya seperti diberitakan Suara.com, jaringan Presisi.co.

Dari hasil penyidikan, Panca menyebut Bripka Arfan Saragih membeli racun sianida secara online pada 22 Januari 2023. Yakni, sehari sebelum bertemu Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman.

Panca mengklaim sudah memeriksa pekerja e-commerce di Jakarta dan Bogor dan toko penjual sianida. (*)

Editor: Rizki