Penulis: Samuel Gading
Jumat, 18 November 2022 | 2.141 views
Presisi.co – Jika tidak meninggal karena tifus, TBC, dan infeksi darah kotor, umur Chairil Anwar mungkin bakal mencapai 100 tahun ini. Komunitas Salihara pun menggelar pameran untuk mengenang penyair 'Angkatan 45' itu.
Awak Presisi.co pun sempat berkunjung ke pameran tersebut, Jumat, 18 November 2022. Saat masuk ke dalam ruang berbentuk bundar tersebut, berbagai karya Chairil Anwar terlihat di dinding. Mulai dari ‘Sia-Sia’, ‘Yang Terampas dan Yang Putus’, ‘Doa’, dan lain-lainnya.
Perjalanan hidup Chairil Anwar juga ditampilkan di dinding polos putih secara kronologis. Termasuk hubungannya dengan sejumlah tokoh bangsa seperti Sutan Sjahrir, yang kebetulan paman dari pihak ibunya. Kemudian sejumlah pelukis terkenal seperti Affandi, hingga kisah cintanya.
Dilansir dari Media Indonesia, Kurator Edukasi dan Gagasan Komunitas Salihara, Zen Hae mengatakan pihaknya mengadakan pameran tersebut untuk mengenang Chairil. Menurutnya, karya-karya Chairil Anwar merupakan pencapaian terbaik dalam sastra Indonesia.
Tulisannya menginspirasi perpuisian Indonesia modern dan generasi selanjutnya.
“Popularitas Chairil tak dapat dilepaskan dari mitos 'binatang jalang' yang telah lama berkembang seputar kepenyairannya. Kami percaya bahwa penyair tak berdiri sendiri, ia adalah produk tradisi yang mendahuluinya. Bagi kami, kekhususan Chairil justru terletak pada penghormatan dan pembaharuannya atas tradisi yang ia pilih, sesuai dengan wawasan, bacaan, kepribadian, hasrat dan situasinya," tutur Zen Hae, dalam pernyataan tertulis, Rabu, 2 November 2022 silam.
Zen kemudian menjelaskan, bahwa perayaan seratus tahun Chairil berperan penting untuk mengambil ulang makna kontribusi sang penyair terhadap sastra Indonesia. Termasuk, mendeskonstruksi mitos-mitos seputar karyanya.
"Dalam semangat itulah pameran ini hendak mengembalikan sang penyair kepada identitasnya yang hakiki; kata-katanya,” tutur Zen Hae.
Sebagai informasi, pameran bertajuk ‘Aku Berkisar Antara Mereka’ tersebut merupakan program kerjasama antara Komunitas Salihara dengan Pusat Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang dikuratori oleh Cecil Mariani dan Laksmi Pamuntjak.
Selain Chairil, pameran itu juga menyoroti kiprah sejumlah tokoh dari berbagai kalangan, pelukis, penyair, dan seniman Indonesia dan luar negeri yang mempengaruhi karya Chairil Anwar. Pameran itu bahkan mengangkat topik seputar perdebatan mana karya Chairil yang asli, saduran, atau jiplakan.
"Para kurator hendak menampilkan hubungan-hubungan yang terjadi sehingga bisa memberikan gambaran sang tokoh terhadap sumber inspirasi yang datang dari pandangan akan seni rupa, agama, dan politik pergerakan," beber Zen.
Pameran tersebut terbuka untuk publik dari 28 Oktober hingga 4 Desember mendatang, mulai pukul 11.00 sampai 19.00 WIB. Agar bisa masuk, pengunjung harus merogoh kocek Rp 35 ribu. Sementara untuk pelajar, Rp 25 ribu saja. Sempatkan diri anda untuk datang. Memori sang ‘Binatang Jalang’ harus tetap terjaga. (*)