Menakar Hubungan Jokowi dan Surya Paloh Jelang Pilpres 2024
Penulis: Redaksi Presisi
Kamis, 17 November 2022 | 1.349 views
Presisi.co – Hubungan Partai NasDem dan Presiden Joko Widodo dikabarkan sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut disinyalir terjadi usai partai besutan Surya Paloh itu mengumumkan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024. Dua pengamat politik pun melontarkan analisisnya terhadap situasi tersebut.
Pertama, pengamat politik dan pendiri Lingkar Madani ---- disingkat Lima--- Ray Mangkuti, menduga Surya Paloh bakal tidak rela jika kader partainya di depan dari Kabinet Indonesia Maju. Pasalnya, peluang pencopotan menteri NasDem terbuka lebar pasca-deklarasi Anies Baswedan.
"Suasana sekarang, Nasdem lebih membutuhkan tetap berada di kabinet daripada Pak Jokowi terhadap Nasdem," kata Ray dikutip dari Kompas, Ahad, 13 November 2022.
Menurutnya, Surya Paloh tentu tidak ingin partainya terlihat sebagai oposisi pemerintahan. Hal tersebut bakal menyulitkan elektabilitas NasDem menjelang Pilpres 2024. Pemilih moderat NasDem bisa saja beralih partai lantaran partai pilihan mereka kini oposisi Jokowi.
Kemudian, Anies Baswedan memang bakal berpengaruh terhadap tingkat keterpilihan NasDem, namun Ray menilai hal tersebut tidak begitu besar. Coat-tail effect atau efek ekor jas Anies diprediksi bakal lebih banyak didulang Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera ketimbang NasDem.
Selain itu, Surya Paloh tentu membutuhkan para kadernya bertahan di pemerintahan. NasDem saat ini punya tiga kursi menteri yakni Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta Menteri Pertanian.
Dengan posisi yang sedang tidak aman, Ray menduga Presiden bakal mencopot menteri-menteri NasDem selambat-lambatnya pada Februari 2023. Ia memprediksi, akan ada setidaknya dua menteri yang diganti Jokowi.
NasDem Tau Rahasia Jokowi?
Meskipun terlihat buruk bagi NasDem, analisis berbeda justru dilontarkan pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga.
Ritonga, sapaannya, membenarkan akan lebih baik bagi Presiden Jokowi untuk menyingkirkan ‘duri dalam daging’ menjelang sisa masa jabatannya. Namun, ia menduga ada alasan lain Jokowi belum mendepak partai tersebut dari koalisi pemerintahan; NasDem terlalu banyak tahu rahasia Kabinet Indonesia Maju.
"Kalau NasDem dilepas begitu saja, dikhawatirkan NasDem akan bernyanyi. Karena itu, Jokowi tidak akan gegabah mendepak NasDem dari koalisinya," pungkasnya, dikutip dari Warta Ekonomi. (*)