Profil Emmanuel Macron, Dari Mahasiswa Filsafat Hingga Menjadi Presiden Termuda Prancis
Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 16 November 2022 | 1.348 views
Presisi.co – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, saat ini sedang berada di Bali pada 15 hingga 16 November 2022. Ia bersua dengan Presiden RI Jokowi dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski, Bali, pada Selasa, 15 November 2022.
Dalam pertemuan itu, Prabowo Subianto, terlihat sempat bersalaman dan berbincang dengan Macron. Momen tersebut diunggah di akun Instagram pribadi @prabowo.
"Sebuah kehormatan dapat bertemu lagi dengan Anda, di Bali, Presiden Emmanuel Macron," kata Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Dilansir dari Tirto, Keakraban antara Macron dan Prabowo tidak terlepas dari isi pertemuan bilateral antara Indonesia dan Prancis. Salah satunya, adalah mengenai kerjasama pertahanan dan kerdigantaraan. Perjanjian itu diharapkan tidak terbatas pada pengadaan alutista, namun mencakup produksi, teknologi, dan investasi manufaktur.
Selain itu, kedua negeri juga sepakat untuk menjalin kerjasama transisi energi. Indonesia berupaya memperkuat energi baru dan terbarukan. Macron pun mengapresiasi upaya yang dilakukan Indonesia
Mahasiswa Filsafat Menjadi Presiden
Lahir pada 21 Desember 1977, Emmanuel Macron ternyata adalah presiden termuda sepanjang sejarah Prancis. Ia lahir di Amiens, sebuah kota kecil yang terletak di utara Prancis. Dan sempat menempuh studi filsafat di Pranis Paris Nanterre University. Gelar magisternya diperoleh dari École nationale d'administration pada tahun 2004 dengan konsentrasi urusan publik.
Setelah lulus, Macron sempat bekerja sebagai pegawai negeri sipil senior di Inspektorat Jenderal Keuangan serta menjadi bankir investasi di bank multi-nasional, Rothschild & Co. Pada 2012, Macron diangkat menjadi wakil sekertaris jendral dan penasihan senior oleh presiden prancis, Fracois Hollande.
Karirnya pun semakin melejit. Mulai 2014 hingga 2016, Macron menjabat sebagai Menteri Bidang Ekonomi, Industri dan Digital. Selama menjabat, ia diketahui memperjuangkan sejumlah reformasi peraturan ramah bisnis.
Pada 2016, Macron mengajukan pengunduran diri dari cabinet karena hendak maju di pemilihan Presiden Prancis. Dia mencalonkan diri dalam pemilihan di bawah panji En Marche!, sebuah partai politik dengan ideologi pro-Eropa yang baru berdiri tahun itu juga.
Dalam putaran pertama pemilu Prancis, Macron menduduki urutan pertama dan mengantongi 66,1 persen total suara di putaran kedua. Di usia 39 tahun, Macron menjadi presiden termua dalam sejarah Republik Prancis. Saat ini, ia sudah menjabat sebagai presiden dua periode.
Selama masa jabatannya, Macron telah menghasilkan sejumlah undang-undang progresif dan pro lingkungan. Seperti undang-undang ketenagakerjaan, perpajakan, pensiun, serta transisi energi terbarukan.
Dalam politik luar negeri, Macron terkenal aktif menyerukan reformasi Uni Eropa dan telah menandatangani perjanjian bilateral dengan Italia dan Jerman. Ia juga diketahui telah meneken nota bisnis dengan Cina sebesar US$ 45 milliar. Serta mengencam tindakan Rusia atas invasi ke Ukraina pada awal 2022. (*)