search

Berita

filep karmafilep karma meninggalamnesty internationalprofil filep karma

Aktivis Papua Filep Karma, Meninggal Dunia

Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 01 November 2022 | 893 views
Aktivis Papua Filep Karma, Meninggal Dunia
Ilustrasi kematian (Sumber: Istimewa)

Presisi.co – Aktivis pembela hak asasi rakyat Papua, Filep Karma, dikabarkan meninggal dunia akibat tenggelam saat menyelam di perairan Jayapura, Papua. Meskipun demikian, sejumlah organisasi sipil menilai penyebab kematiannya harus dipastikan. Sudah banyak aktivis di Papua yang menjadi korban kekerasan.

Jenazah Filep ditemukan pada Selasa, 1 November 2022 pagi oleh warga di bibir patai Base G, Jayapura. Salah seorang anak Filep Karma, Audrey karma, menjelaskan bahwa ayahnya meninggal dunia karena tenggelam.

"Saya sudah ikut 'visum luar' dan memang berdasarkan visum luar jelas bahwa bapak meninggal karena tenggelam," kata Audrey di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Jayapura, dikutip dari BBC.

Selain itu, Audirey menjelaskan bahwa seorang saksi dari keluarga saat itu juga berenang bersama Felipe Karma di pantai Base G, Jayapura, pada Ahad, 30 Oktober 2022 silam. Saksi mata itu mengaku sempat berbincang dengan Felipe. Kala itu dia berencana menyelam, namun air justru “naik".

"Jadi menunggu sampai air turun," ungkap saksi mata ditirukan Audrey. Dia pun menunggu di lokasi bernama Deplat di Jayapura. Meskipun demikian, tidak diketahui kapan persisnya Filep memutuskan menyelam di perairan tersebut. Karena saksi meninggalkan lokasi “tanpa bapak,’ ujar Audrey.

Audrey sendiri baru mengetahui kabar kematian Felipe Karma ketika dihubungi via telepon Selasa pagi. Ia diminta datang ke Pantai Base G. Sesampainya di sana, ayahnya sudah ditemukan tak bernyawa.

Meskipun demikian, Audrey berharap agar semua pihak merelakan kematian ayahnya.

"Jadi mari kita merelakan bapak, tidak ada lagi isu-isu atau hoaks-hoaks yang beredar karena ini murni bapak kecelakaan," katanya. Ia juga meminta agar tidak ada demonstrasi yang perlu dilakukan imbas peristiwa tersebut. Audrey juga tidak menjelaskan bakal ada tindakan otopsi atau tidak.

Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari RS Bhayangkara, Jayapura, terkait penyebab kematina Felipe Karma.

Memastikan Penyebab Kematian Filep Karma

Diwawancarai terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, justru mendesak agar jajaran lembaga penegak hukum dan HAM untuk menyelidiki dan memastikan penyebab kematina Filep Karma.

Menurutnya, hal ini disebabkan sudah banyak aktivis kemanusiaan di Papua yang menjadi sasaran kekerasan.

"Terlebih mengingat sepak terjang almarhum sebagai tokoh panutan dalam membela hak asasi orang asli Papua," ujarnya.

Usman juga mengaku berduka dengan kepergian Filep Karma. Ia menjelaskan Filep adalah sosok yang menginspirasi banyak orang untuk berani menyuarakan kebenaran.

Sementara, Direktur Eksekutif Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Markus Haluk, mengatakan bangsa Papua kehilangan salah satu tokoh pejuang sejati. Ia menilai Filep Karma telah mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan hak politik rakyat Papua.

Dilansir dari Tirto.id, Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Victor Mackbon, menjamin kepolisian bakal bersikap transparan untuk menyelidiki penyebab kematian Filep Karma. Salah satu langkah awal terhadap hal tersebut, adalah menggandeng Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Kombes Victor menjelaskan dari hasil visum dan identifikasi korban, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah Filep Karma. Ia menyatakan pihak keluarga menolak autopsi yang yang ditegaskan dalam surat pernyataan penolakan.

"Tim dokter RS Bhayangkara sudah melakukan visum luar, namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," pungkas Victor. (*)

 

Editor: Bella