search

Internasional

Bank DuniaResesi EkonomiWorld BankRiset Bank DuniaDavid Malpasskenaikan suku bungaAyhan Kose

Resesi Parah Mengintai, Suku Bunga Bank Sentral di Berbagai Negara Naik Bersamaan

Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 16 September 2022 | 771 views
Resesi Parah Mengintai, Suku Bunga Bank Sentral di Berbagai Negara Naik Bersamaan
Ilustrasi resesi ekonomi (Sumber: Istimewa)

Presisi.co – Ancaman resesi global tampaknya semakin dekat menjelang 2023. Sejumlah bank sentral di berbagai belahan dunia menaikkan suku bunga secara bersamaan, sebagai respon terhadap inflasi yang memanas.

Dalam riset bertajuk Is a Global Recession Eminent ? yang dikeluarkan Bank Dunia, Kamis, 15 September 2022 kemarin. Kenaikan suku bunga saat ini menandai tingkat sinkronitas yang tinggi. Fenomena kenaikan suku bunga bersamaan belum pernah terlihat selama 50 tahun terakhir. Walhasil, Bank Dunia memperkirakan tren kenaikan suku bunga kemungkinan akan berlanjut hingga tahun depan.

"Namun lintasan kenaikan suku bunga yang diperkirakan saat ini dan tindakan kebijakan lainnya mungkin tidak cukup untuk membawa inflasi global kembali ke tingkat yang terlihat sebelum pandemi," tulis riset yang dilakukan Bank Dunia, dikutip dari Suara.com, jejaring Presisi.co, Jumat, 16 September 2022.

Menurut penelitian tersebut, mayoritas investor memperkirakan memperkirakan bank-bank sentral akan menaikkan suku bunga kebijakan moneter global hingga hampir 4 persen hingga 2023. Kenaikan ini 2 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat suku bunga 2021. Dan jika disertai dengan tekanan pasar keuangan. Bank Dunia menilai pertumbuhan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) global akan melambat menjadi 0,5 persen pada 2023.

“Kontraksi 0,4 persen dalam hal per kapita yang akan memenuhi definisi teknis dari resesi global," sambung penelitian terkait.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Institusi yang Berkeadilan, Ayhan Kose, menilai kenaikan suku bunga yang bersamaan di berbagai negara dapat ‘saling memperparah’ kondisi keuangan dan mempertajam pelambatan pertumbuhan global.

“Para pembuat kebijakan di negara-negara (yang ekonominya sedang berkembang) emerging markets, harus siap mengelola potensi dalam pengetatan kebijakan yang sinkron secara global,” ucapnya.

Sementara Presiden Bank Dunia, David Malpass, juga mengaku khawatir. Tren kenaikan suku bunga akan memiliki dampak jangka panjang. Agar tingkat inflasi rendah dan mata uang lebih stabil, ia menyarankan para pengambil kebijakan untuk mengalihkan fokus mereka dari mengurangi konsumsi ke peningkatan produksi.

"Kebijakan (pemerintah) harus berusaha untuk menghasilkan investasi tambahan dan meningkatkan produktivitas dan alokasi modal, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan," pungkasnya. (*)

Editor: Bella