Ke Bandara APT Pranoto Bisa Lebih Cepat dengan Skytrain, Dishub Samarinda: Hanya 12 Menit
Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 17 Desember 2021 | 2.387 views
Samarinda, Presisi.co - Pembangunan Skytrain atau kereta layang di Kota Samarinda digadang-gadang bisa terealisasi dengan sokongan dana melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Dari 5 usulan proyek Pemerintah Kota Samarinda, sebanyak 3 usulan telah mendapatkan respon positif dari tim KPBU di bawah Kementerian PPN/Bappenas RI tersebut. Salah satunya adalah pembangunan skytrain.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Kota Samarinda, Hari Prabowo menjelaskan, berdasarkan studi pendahuluan skytrain direncanakan akan dibangun di kawasan Stadion Madya Sempaja menghubungkan Bandara APT Pranoto Samarinda.
"Untuk sementara, kompleks Stadion Madya Sempaja menjadi titik akhir yang akan dihubungkan dengan bandara APT Pranoto di Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara. Walaupun ada wacana juga skytrain dilanjutkan sampai ke Big mal dan menjadi simpul penghubung terminal dan dermaga," ujar Hari kepada awak media saat dikonfirmasi, Jumat, 17 Desember 2021.
Hari melanjutkan, jarak lintasan skytrain dari Stadion Madya Sempaja menuju Bandara APT Samarinda berdasarkan studi pendahuluan mencapai 14,6 kilometer. Sementara jarak tempuh melalui jalan umum diperikaran sampai 21 kilometer.
Dengan demikian, jika mengacu rata-rata kecepatan skytrain di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, yang sekitar 40 km per jam, maka jarak tempuh Stadion Madya Sempaja - Bandara APT Pranoto Samarinda menggunakan skytrain akan memakan waktu 21 menit.
Sedangkan jika skytrain melaju dengan kecepatan tertinggi 70 km per jam, maka waktu tempuh diperkirakan akan lebih singkat menjadi sekitar 12 menit.
"Karena lintasan untuk moda semacam ini kan harus lurus tidak bisa berkelok-kelok," jelas Hari.
Meski demikian, Hari menegaskan bahwa wacana pembangunan skytrain masih dalam kajian studi pendahuluan. Kendati dirinya menilai pembangunan tersebut bukan hanya sebuah bualan, lantaran kebutuhan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang perlu menghubungkan seluruh daerah.
"Ini masih sangat awal sekali. Dan tidak menutup kemungkinan kita akan berakselerasi dengan pemindahan IKN ke Kabupten PPU. Transportasi tidak boleh terputus, harus berkesinambungan," pungkasanya. (*)