Harga Gula di Pasar Segiri Naik Hingga Rp 20 Ribu Per Kg, Supermarket Batasi Pembelian
Penulis: Presisi 1
Selasa, 17 Maret 2020 | 1.509 views
Samarinda, Presisi.co - Salah satu bahan pokok dapur masyarakat Samarinda, yakni gula pasir mengalami kenaikan harga. Dari harga normal Rp. 12.000 menjadi Rp. 18.000 di pasar tradisional dan warung-warung sembako lainnya, bahkan ada yang melonjak hingga Rp. 20.000.
Kenaikkan harga gula pasir ini, juga diakui oleh sejumlah agen sembako, yakni Hj. Nunung.
Nunung mengatakan, harga gula sudah mulai naik sejak semingguan ini.
"Kalau untuk persediaan gula disini aman-aman saja tidak mengalami kelangkaan cuman harganya memang naik,” ucap Nunung salah satu agen sembako di Pasar Segiri, yang ditemui wartawan Presisi.co, Senin (16/3/2020) sore.
Ia menambahkan, penyebab dari naiknya harga gula pasir tersebut, karena tebu yang ada di Surabaya belum diolah menjadi gula pasir.
“Naiknya (harga) sudah dari sana (Surabaya) tebunya belum diolah. Tapi bulan depan (April) Insha Allah harganya kembali normal lagi,” ujarnya.
Aries Faisal, salah satu kepala toko supermarket di Jalan AM Sangaji, Keluarahan Bandara, Sungai Pinang mengungkapkan berdasarkan peraturan perusahaan tempatnya bekerja telah memberlakukan pembatasan bagi konsumen yang ingin membeli gula di supermarket tersebut.
“Dari atasan sudah berlaku mas untuk pembelian gula itu satu kilogram percustomer, soalnya di tempat-tempat lain harga gula naik. Sedangkan kita disini menjualnya dengan harga normal. Tidak menutup kemungkinan adanya pembelian secara banyak lalu dijual kembali oleh oknum-oknum tertentu. Kita hanya menghindari hal tersebut,” tuturnya.
Aries, sapaannya, juga menjelaskan kenapa peraturan itu diterapkan.
"Agar mencegah terjadinya oknum-oknum yang mengambil keuntungan secara berlebihan," lugasnya.
Lebih lanjut, Aries menuturkan kebijakan tersebut agar semua masyarakat mendapatkan bagian.
"Apalagi seperti ini pasti banyak orang yang membeli gula. Dan mereka tidak mandang orang lain yang tidak kebagian. Jadi biar semuanya rata (kebagian),” jelasnya.
Selain itu, pembatasan stok pembelian gula dari supermarket ini sendiri sudah terjadi sejak awal Maret 2020.
"Untuk sampai kapannya kami masih belum tahu," pungkas Aries diakhir wawancara.