Kasus Covid-19 Kukar Gelombang 2 Berada di Puncaknya, Ini Penjelasan Martina Yulianti
Penulis: Naldi Ghifari
Sabtu, 24 Juli 2021 | 1.339 views
Tenggarong, Presisi.co – Gelombang kedua kasus Covid-19 di Kukar tidak seperti gelombang pertama. Kepala Dinas Kesehatan Kukar Martina Yulianti memberikan pernyataan kepada awak media melalui Zoom, Sabtu 24 Juli 2021.
"Kondisi Covid-19 di Kukar sekarang berada pada puncaknya," singkat Martina
Sebelumnya pada Februari 2021, kasus Covid-19 Kukar sempat menurun. Aktivitas yang sebelumnya dibatasi sudah banyak diizinkan. Seperti menggelar acara pernikahan, hingga pada Juni terjadi kenaikan kasus kembali. Kemudian pada Juli melonjak lebih tinggi dari Februari lalu. "Saya menyayangkan masyarakat pada saat turunnya kasus Covid-19 sudah banyak yang tidak mengunakan masker lagi. Padahal tidak ada anjuran untuk tidak mengunakan makser," ucapnya.
Martina mengatakan, ada peningkatan kasus pada gelombang kedua ini. Tidak seperti gelombang pertama, sebut dia, pasien Covid-19 meninggal dunia pada gelombang pertama rata-rata berusia 50 tahun ke atas atau lanjut usia yang juga sudah memiliki komorbid. Pada gelombang kedua ini bahkan kasus meninggal dunia juga ada di usia 30-40 tahun yang sebelumnya tidak memiliki penyakit bawaan. Bahkan ada tujuh ibu hamil yang meninggal dunia beserta bayi di dalam kandungan pada gelombang kedua. "Kasus Covid-19 mutasi baru atau Delta sudah ada di Kukar. Makanya gelombang kedua ini tidak seperti pertama," ucap Martina.
Untuk mengatasi pasien yang semakin hari semakin meningkat karena tidak cukupnya ruangan UGD RSUD AM Parikesit, dalam waktu dekat ini akan dibuka rumah sakit darurat di Gedung PKM Teluk Dalam. "Untuk merealisasikan tersebut dibutuhkan relawan tambahan dan kami masih mencarinya," jelasnya.
"Untuk sementara kami akan mengunakan hotel terlebih dahulu untuk yang tidak dapat melakukan isolasi mandiri," tambahnya.
Dia sangat optimistis bisa menurunkan kasus yang memuncak sekarang ini dengan cara masyarakat mengikuti aturan dari pemerintah dan taat prokes yang sangat ketat. "Jika kita berhasil memutuskan rantai penularan, maka penurunan kasus segera dirasakan," pungkasnya.
Diketahui, terhitung 23 Juli 2021, ada 281 kasus positif, 63 kasus sembuh, dan 16 kasus meninggal dunia. (*) Editor: Rizki