Durasi Banjir di Samarinda Berkurang, Andi Harun Gencarkan Gotong Royong Bersama Masyarakat
Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 25 Juni 2021 | 1.279 views
Samarinda, Presisi.co – Wali Kota Samarinda Andi Harun menyatakan upaya penanganan banjir di Samarinda perlahan membuahkan hasil. Itu ditandai dengan hujan deras yang mengguyur Kota Tepian selama dua hari belakangan, 23-24 Juni 2021 genangan banjir berkurang. Hal itu diungkapkan Andi Harun melalui Facebook pribadinya, Kamis 24 Juni 2021. "Titik genangan mulai berkurang," tulis Andi Harun.
Ia menuturkan, meski program penanggulangan banjir skala besar belum dilakukan pemkot lantaran terkendala anggaran, namun debit air dinilai Andi Harun, sudah cukup berkurang di titik-titik banjir. Misalnya, simpang empat Sempaja, simpangan Lembuswana, simpang Jalan Pasundan, dan lainnya.
Andi Harun menyebut, ini hasil gotong royong yang dilakukan Pemkot Samarinda bersama masyarakat. Melalui istilah yang selama ini digaungkannya, yakni program Probebaya yang memiliki arti gotong royong.
Ia memaparkan hal itu terdokumentasi melalui CCTV di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda. Terpantau, genangan di simpangan Lembuswana sudah tak separah biasanya. Lalu lintas kendaraan juga terlihat cukup lancar.
Begitu pula yang terpantau di simpang empat Sempaja dan di Kebon Agung, Samarinda Utara. Genangan banjir tak begitu besar terlihat di Jalan Pasundan Samarinda Ulu dan di Gunung Kapur Samarinda Utara. Namun itu tak berlangsung lama. Karena beberapa waktu kemudian terpantau segera surut.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Samarinda Ifran menjelaskan, secara umum daerah titik rendah itu sejatinya masih terdapat banjir. Namun intensitasnya lebih cepat. "Sebentar hujan selesai, air juga cepat surut. Jadi tidak sempat tinggi seperti waktu yang lalu. Sekarang, sebentar saja cepat surut," tuturnya, Jumat 25 Juni 2021.
Ifran menyebut, itu karena terdapat program pengerukan Sungai Karang Mumus (SKM). Kemudian program pembersihan drainase yang kini membuat air semakin lancar. Seperti juga jembatan yang dibongkar yang dinilai mengganggu jalannya air. "Pengaruhnya itu, karena drainase sudah berjalan. Normalisasi SKM sedang berjalan. Kalau biasanya banjir itu waktunya hingga dua jam. Sekarang hanya beberapa menit," ucapnya.
Meski demikian, Ifran menyatakan, masih ada daerah-daerah lain yang masih banjir. Misalnya daerah Bengkuring. Itu kiriman air dari arah Hulu, pendangkalan SKM dan Sungai Mati. "Tapi kalau hujannya sehari penuh tetap banjir," tegasnya.
Ifran menyebut, seperti daerah di Jalan DI Pandjaitan dan Jalan Kemakmuran, genangan air saat hujan sudah mulai berkurang. Untuk daerah Mugirejo, sedang dikerjakan karena jalan raya lebih rendah dari drainase. "Intinya ada pengurangan, tapi secara data lapangan kami masih proses penghitungan. Jadi kami belum bisa menjawab secara pasti tentang progres. Nanti setelah dikaji oleh tim pemetaan barulah kami bicara progres," pungkasnya. (*) Editor: Rizki