Terowongan Gunung Manggah Samarinda Diklaim Mampu Mengurai Macet Hingga 50 Persen, Anggaran Berharap Bankeu
Penulis: Jeri Rahmadani
Sabtu, 12 Juni 2021 | 1.208 views
Samarinda, Presisi.co – Pemkot Samarinda sedang merencanakan pembuatan terowongan di Gunung Manggah Jalan Otto Iskandar guna mengurai kemacetan dan potensi lakalantas. Wacana ini masih dalam tahap finalisasi penyusunan detail engineering design (DED) yang selanjutnya akan dikonsultasikan ke Pemprov Kaltim.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menjelaskan, rencana pembangunan terowongan di Kelurahan Sungai Dama itu nyatanya tidak termasuk dalam RPJMD Kaltim. "Kami akan sampaikan ke pemprov agar terjadi harmonisasi antara RPJMD provinsi dan kota," ucapnya.
Sebelumnya Pemkot Samarinda mempunyai dua opsi untuk mengurai macet di Sungai Dama. Yakni dengan pembuatan jalan layang atau flyover dan yang kedua pembuatan terowongan. Penertiban parkir liar sebagai langkah awal telah dilakukan orang nomor satu di Samarinda itu jauh hari sebelumnya.
Diberitakan sebelumnya, bahwa estimasi anggaran untuk pembangunan terowongan tersebut mencapai Rp 456 miliar. Angka tersebut belum termasuk dampak sosial. Sedangkan untuk pembangunan jalan layang memakan estimasi anggaran sekitar Rp 550 miliar yang juga belum termasuk dampak sosial. "Kami sudah mendengarkan pertimbangan dari para pakar yang ahli di bidangnya. Mereka menyarankan membangun terowongan," ujar Andi Harun kepada awak media.
"Semua masih direncanakan. Masih bisa berubah. Apakah nanti yang dibuat itu flyover atau bisa juga terowongan. Semua harus berdasar pada pertimbangan teknis oleh ahlinya," tambahnya.
Kepala Dinas Perhubungan Samarinda Herwan menjelaskan, jikalau proyek tersebut dapat terlaksana, ia memastikan dapat mengurai macet hingga 50 persen. "Jadi, kalau itu berhasil mungkin tidak ada lagi kemacetan panjang di Gunung Manggah. Artinya seperti biasa saja jalurnya," ungkap Herwan saat diwawancara Presisi.co, Sabtu 12 Juni 2021.
Herwan menyatakan, pembuatan terowongan maupun jalan layang adalah alternatif yang harus dilaksanakan. Jika tak terlaksana, maka tidak akan pernah selesai kemacetan di Gunung Manggah. "Untuk teknis pemecahan jalan itu belum. Kalau sudah selesai baru kami melakukan mengatur jalan lalu lintas," terang Herwan.
Dari beberapa kali rapat pemkot yang melibatkan Dishub, dikatakan Herwan solusi kemacetan itu dapat di selesaikan dengan membangun jalan baru atau memperlebar jalan. "Nanti kalau terowongan itu selesai, baru kami rekayasa. Apakah di situ khusus jalur tertentu, atau apa semua jenis kendaraan boleh. Sebab, di sana sering dilintasi truk, karena Gunung Manggah tidak mungkin dipotong," urainya.
Sementara ini, Herwan belum mengetahui pasti bagaimana desain terowongan yang akan dibuat. Sebab itu, ia masih mengikuti progres pembangunan ini guna memetakan langkah Dishub.
Diketahui, wacana pembangunan terowongan tersebut masih memerlukan banyak angggaran. Pemkot Samarinda juga tengah merencanakan skema multiyears contract (MYC). Yakni dengan berharap dari bantuan keuangan (Bankeu) Pemprov Kaltim maupun pemerintah pusat. (*) Editor: Rizki