search

Daerah

Taman SamarendahWakil Wali Kota Samarinda RusmadiPedagang Kaki Lima di Samarinda

Penyebab Warga Samarinda Dilarang Cari Nafkah di Taman Samarendah

Penulis: Jeri Rahmadani
Sabtu, 20 Maret 2021 | 2.320 views
Penyebab Warga Samarinda Dilarang Cari Nafkah di Taman Samarendah
Taman Samarendah. (Jeri Rahmadani/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Pemkot Samarinda sedang asyik-asyiknya membereskan pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan Kota Tepian. Begitu pula dengan Taman Samarendah. Ada beberapa pedagang yang sempat berjualan namun pada akhirnya dilarang. Apa sebabnya?  

Kepala Satpol PP Samarinda Muhammad Darham mengatakan, andai kata tak ada Covid-19 sekalipun, saat ini warga memang tak boleh berjualan di sana. Kebijakan itu ada sejak Taman Samarendah diresmikan.

Tapi ia mengakui sempat ada kebijakan warga dibolehkan berjualan. Namun wali kota yang baru mencabut kebijakan itu lagi. Warga benar-benar tak boleh berjualan di Taman Samarendah. Pemkot Samarinda menegaskan taman terbuka hijau tak boleh ada yang mencari nafkah. Darham sadar, masa pandemi seperti ini perekonomian warga semakin sulit. Tentu pemkot memikirkan solusinya. “Makanya kami arahkan para pedagang itu kalau bisa temui saja pengambil kebijakan (wali kota). Satpol PP hanya melaksanakan tugas,” sebutnya.

Baca juga: Dukung Pasar Tani 2021 Samarinda, Rusmadi Upayakan Kerja Sama dengan BI Kaltim

Menurutnya, taman akan terkesan kumuh jika ada pedagangnya. Serta dapat menghambat aktivitas atau menimbulkan kemacetan. Yang rencananya ingin santai atau berolahraga, sebut Darham, jadi terganggu. “Kurang elok rasanya,” paparnya.

Dituturkannya, kebanyakan pedagang di Samarinda kurang tertib. Baik soal waktu maupun kebersihan. Makanya pemkot memilih mensterilkan tempat tersebut dari pedagang.

Warga Samarinda Tak Terganggu

Aditya, salah satu warga yang sering berolahraga di Taman Samarendah mengaku tidak terganggu sama sekali dengan adanya pedagang di sekitaran taman tengah kota tersebut. Menurutnya, justru dengan adanya pedagang, pengunjung jadi punya semakin banyak alasan untuk ke sana. Menurutnya, banyak juga yang setelah olahraga pengin jajan. Adapula yang bersantai di sana ingin sambil ngemil.

Baca juga: Perusahaan Penunggak Pajak di Samarinda Akan Ditagih Jaksa

Tak sedikit pula, warga Kota Tepian yang singgah ke sana karena ingin membeli yang dijajakan pedagang. Jika alasannya macet, Aditya menyebut, jalan putaran di Taman Samarendah itu sangat lebar. Sehingga kecil kemungkinan terjadi kemacetan. Lagipula selama ini menurutnya belum pernah terjadi kemacetan di sana. ”Sayang sekali jika pedagang di sana dilarang,” urainya.

Pekerjaan Mulia, Harus Diangkat Derajatnya

Pengamat ekonomi Hairul  Anwar menerangkan, mestinya saat membuat kebijakan pemkot memahami kondisi daerah dan budaya setempat. Dari konsep awal Taman Samarendah mestinya disediakan di mana pedagang boleh berjualan. Jika alasan penolakan pemkot tak mau kotor minyak dari pedagang, maka buat aturan yang berjualan tidak memasak di tempat. Menurutnya ini hanya masalah teknis. “Kalau melarang, harus memberikan solusi juga,” sebut Hairul.

Baca juga: Supir Travel Cantik asal Samarinda yang Bisa Jadi Teman Undangan dan Jalan ke Mal

Dosen Universitas Mulawarman ini menegaskan, pemkot mestinya merasa terbantu. Sebab para pedagang ini gigih memperjuangkan kehidupannya tanpa bergantung pada pemerintah. Orang seperti ini harus dibina. Diangkat derajatnya. “Ini bukan kriminal seperti jualan narkoba. Ini kerjaan mulia, keringat sendiri,” imbuhnya.

Pemkot Masih Fokus Pedagang Pasar

Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi mengaku telah menetapkan beberapa titik penataan pedagang pasar. Namun, tak seluruh titik dapat diatasi selama 100 hari kerja. Termasuk Taman Samarendah ini. Makanya Rusmadi masih fokus menata pedagang pasar ini.

"Jangan sampai semuanya mau kami tangani malah tidak ada yang selesai," paparnya.

Keabsahan pedagang di Taman Samarendah, sebut Rusmadi masih dikaji. "Kalau misal satu atau dua mungkin masih bisa. Tapi kalau banyak, jadi persoalan. Pemkot menyadari, menata pedagang kaki lima perlu solusi," pungkasnya. (*)

Editor: Rizki