Layak Dicontoh, Begini Cara Kelurahan Gunung Samarinda Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19 di Balikpapan
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Rabu, 03 Februari 2021 | 1.019 views
Balikpapan, Presisi.co – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Balikpapan diperpanjang hingga 12 Februari mendatang. Pada PPKM jilid dua ini Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi memfokuskan pengetatan di sektor perkantoran dan pemukiman karena menyumbang angka positif terbanyak.
Kelurahan Gunung Samarinda bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Gunung Samarinda selama ini telah melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 seperti melakukan penyemprotan disinfektan, membentuk Gurinda Guyub Rukun, membentuk tim Satgas di tingkat RT dan beberapa upaya lainnya dan telah dilakukan jauh sebelum penerapan PPKM.
“Kita ada penyemprotan disinfektan terjadwal dari dulu, Alhamdulillah untuk PPKM kedua ini kegiatan kami kena,” ujar Lurah Gunung Samarinda, Tarso yang saat itu turut didampingi oleh Ketua LPM Gunung Samarinda, Halili Adi Negara.
Tak hanya mengantisipasi penyebaran virus corona. Bahkan, melalui Guyub Rukun, jika ada warga yang terjangkit virus asal Wuhan, Tiongkok itu, pihaknya tak ragu memberi bantuan sosial untuk warga yang terpapar.
"Terkait dengan keluarga kita yang terpapar barangkali dari sisi kemampuan memberi bantuan berupa makanan atau sembako,” kata Tarso.
Foto : Tarso, Lurah Gunung Samarinda, Balikpapan
Tarso menilai, penerapan PPKM ini merupakan kebijakan yang bagus untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang terus meningkat dalam sebulan terakhir. Namun kesadaran masyarakat lah yang harus lebih ditingkatkan.
Lebih lanjut, PPKM jilid dua ini meminta agar RT memiliki rumah isolasi bagi warganya yang terpapar. Namun Tarso menjelaskan, di Kelurahan Gunung Samarinda sendiri belum ada rumah isolasi yang disediakan khusus untuk warga yang terpapar karena menimbang hal-hal lain terkait perawatan dan fasilitas.
“Kalau rumah isolasi belum ada, kita pikirkan kalau ada tempat siapa yang merawat. Kalau di Embarkasi kan ada perawat, makanan, dokternya. Sementara masih masing-masing di rumah, tapi kita pantau terus,” ungkapnya.
Turut menambahkan, Ketua LPM Gunung Samarinda, Halili menyebut sebelum Pemkot Balikpapan memutuskan untuk menerapkan PPKM. Pihaknya terlebih dahulu melakukan upaya preventif dengan melakukan screening kepada setiap pendatang. Pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan dan memakai masker adalah hal wajib yang harus ditaati oleh setiap pengunjung.
"Berjalan dari dulu. Setiap orang yang masuk pasti kita screening," kata Halili yang juga merupakan Ketua RT 51 Wonorejo, Kelurahan Gunung Samarinda itu.
Hebatnya lagi, selain disiplin menegakkan protokol kesehatan. Warga di wilayahnya turut dikatakan Halili, mendukung pemberlakuan buka tutup portal masuk ke wilayah perumahan mereka. Hal tersebut, lagi-lagi dikatakan Halili tak hanya untuk mengantisipasi peredaran virus corona, melainkan juga untuk keamanan warga di Wonorejo.
"Semua terkait pengetatan untuk pendatang. Alhamdulillah, selama ini sudah berjalan dengan baik," terangnya.
Disamping itu, penyemprotan disinfektan pun masih menjadi agenda rutin yang dilakukan, mulai dari tingkat kelurahan hingga kawasan RT.
"Jika ada warganya yang terpapar. Ketua RT akan lapor ke LPM dan kemudian kita lakukan penyemprotan. Jadi sehari bisa 5 RT," ungkap Halili.
Sementara itu, Sunaryo yang merupakan Ketua RT 36 sekaligus Ketua Gurinda Guyub Rukun menjelaskan bahwa dirinya selalu memantau warganya yang terpapar, dan masyarakat sekitar pun turut membantu.
“24 jam saya selalu monitor warga yang terpapar. Perkembangannya saya sampaikan ke pak Lurah. Dari warga juga ada yang ngantarkan sayur, gas, minyak. Saling membantu, dan Insya Allah dilakukan oleh seluruh warga Gunung Samarinda,” kata Sunaryo.