Disiplin Prokes Turun, Ketua Satgas Minta Daerah Reaktivasi Posko Covid-19
Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 06 Januari 2021 | 886 views
Samarinda, Presisi.co - Tingkat kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan Protokol Kesahatan (prokes) dikabarkan mulai menurun. Karena itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Indonesia, Doni Monardo meminta seluruh pemangku kebijakan di daerah agar segera melakukan reaktivasi posko Covid-19 di tingkat kelurahan hingga RT.
Disitat dari website resmi bnpb.go.id, Doni Monardo pada Selasa (5/1/2020) kemarin menjelaskan jika keberadaan posko Covid-19 ini dianggap efektif untuk menekan angka penyebaran kasus corona yang belakangan ini terus meningkat.
"Jadi mohon berkenan tahun anggaran baru, Bapak dan Ibu Bupati, Wali Kota dan juga Gubernur bisa mengalokasikan dana untuk tersedianya posko, mulai dari tingkat provinsi sampai dengan paling tidak tingkat kelurahan, sukur kalau anggarannya cukup bisa sampai tingkat RT dan RW," ujar Doni dalam Rapat Rencana Sosialisasi Program Vaksinasi Tahun 2021 di Jakarta.
Mengaku optimis, Doni kembali mengingatkan kunci utama untuk menekan angka penyebaran kasus corona dimulai dari peran serta masyarakat sebagai garda terdepan, memutus mata rantai penularan virus asal Wuhan, Tiongkok itu.
"Kalau ini bisa dilakukan, maka kami yakin kasus aktif yang selama ini cukup tinggi bisa kita tekan kembali," ucap Doni.
Terkait turunnya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan prokes itu sendiri, dikatakan Doni sesuai dengan hasil monitoring di sejumlah daerah. Hasil monitoring lapangan tersebut juga dapat dipantau oleh Pemerintah Daerah melalui situs resmi Satgas Penanganan COVID-19 maupun dari dashboard Bersatu Lawan COVID-19.
"Sudah ratusan juga orang yang telah dipantau oleh para pelapor yang jumlahnya mencapai ribuan orang," kata Doni.
Sebagaimana laporan sebelumnya, bahwa kasus aktif secara nasional berada pada angka 14,26 persen. Hal itu mengalami penurunan selama dua bulan terakhir.
Kemudian untuk angka kesembuhan berada pada 82,77 persen dan hal itu juga mengalami penurunan dibandingkan pada periode dua bulan yang lalu.
Selanjutnya kasus harian aktif dilaporkan ada sebanyak 772.103 orang yang terpapar COVID-19. Untuk kasus sembuh sudah mencapai 639.103 orang.
Berikutnya untuk angka kematian sebesar 22.911, yang secara nasional masih berada di bawah rata-rata angka kematian global dengan selisih 0,81 persen.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa kasus kematian masih cukup tinggi meskipun kasus aktif dan angka kesembuhan sudah jauh dari rata-rata global, tetapi lebih rendah dibandingkan pada bulan November yang lalu dengan selisih 12,83 persen.
Adapun menurut Doni, selisih penurunan dan peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia pada dua bulan terakhir terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah adanya libur panjang.
Hal itu tentunya harus menjadi catatan penting bagi setiap daerah, khususnya yang sebelumnya terus aktif melaporkan data kejadian dan masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan agar segera mengambil kebijakan sesuai arahan sebelumnya.
"Setelah libur panjang kita lihat peningkatan kasusnya luar biasa ketat," ujar Doni.
"Ini alarm bagi kita semua, mohon ini kita cermati, terutama di daerah yang secara rutin setiap hari laporan yang kami terima belum mengalami penurunan," pungkasnya.