Rudy Mas’ud Sampaikan Alasan Utama Kenapa Sungai Mahakam Harus Dikeruk
Penulis: Akmal Fadhil
2 jam yang lalu | 5 views
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud saat dimintai keterangan. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co — Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menegaskan bahwa rencana pengerukan Sungai Mahakam bukan semata untuk mengatasi banjir, niat lainnya ialah memperlancar arus transportasi kapal dan mendukung aktivitas perdagangan di wilayah Kaltim.
Pernyataan itu disampaikan Rudy menanggapi ramainya perbincangan publik di media sosial terkait wacana pengerukan Sungai Mahakam.
“Urat nadi perdagangan melalui sektor kemaritiman harus berjalan lancar dan aman. Karena itu, pengerukan sungai sangat penting, bukan hanya soal banjir,” ujar Rudy Selasa 4 November 2025.
Rudy menyebut, salah satu titik yang menjadi perhatian utama adalah Muara Pegah di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kawasan tersebut merupakan pintu utama keluar-masuk kapal tongkang dan kapal niaga menuju wilayah pedalaman Kaltim, termasuk Samarinda dan Kutai Barat.
“Muara Pegah itu jalur vital. Kalau dangkal, arus perdagangan dan transportasi air bisa terganggu. Sungai Mahakam bukan milik satu daerah, tapi urat nadi seluruh Kaltim,” jelasnya.
Rencana pengerukan Sungai Mahakam juga masuk dalam salah satu program unggulan Gubernur Kaltim, yakni revitalisasi sungai, yang menjadi bagian dari Sembilan Program Utama Jospol.
Program tersebut menekankan pemeliharaan dan pengelolaan alur sungai untuk mendukung transportasi publik, industri, hingga sektor pariwisata.
“Revitalisasi sungai ini menyeluruh, tidak hanya Mahakam. Tapi Mahakam jadi prioritas karena fungsinya sangat strategis,” kata Rudy.
Rudy menegaskan, pengerukan sungai memiliki fokus ganda, yakni memperlancar aktivitas pelayaran dan menekan risiko banjir di wilayah padat penduduk.
“Yang paling utama memang memastikan jalur perdagangan lewat sungai berjalan lancar. Tapi kita juga ingin masalah banjir bisa terkendali,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemprov Kaltim akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Kementerian PUPR untuk menyusun kajian teknis sebelum pengerjaan dimulai.
“Semua tahapan akan kita lalui sesuai prosedur. Ini proyek besar, jadi harus hati-hati dan tepat sasaran,” tutupnya. (*)