Andi Harun Tanggapi Insiden Ojol dan Jukir, Ingatkan Lagi soal Penindakan Hukum dan Parkir Berlangganan
Penulis: Muhammad Riduan
11 jam yang lalu | 75 views
Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Presisi.co/Riduan)
Presisi.co – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menanggapi insiden keributan antara pengemudi ojek online (ojol) dan juru parkir (jukir) yang terjadi di Jalan Gunung Merbabu, Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Senin 28 juli 2025 sekitar pukul 23.30 Wita. Dalam insiden itu, seorang ojol diduga menjadi korban pemukulan.
Menanggapi hal ini, Andi Harun menegaskan bahwa pelaku kekerasan harus ditindak secara hukum. Ia mendorong korban untuk berani melapor, sekaligus menekankan bahwa kasus kekerasan semacam ini tergolong delik pidana murni yang tetap bisa diproses meski tanpa laporan korban.
"Pihak kepolisian kita yakini akan segera menindaklanjut itu, karena kalau soal itu kan bukan delik aduan, itu pidana delik murni. Jadi dilaporkan atau tidak selama pelakunya ada. Maka itu harus ditindak," ucapnya diwawancarai di Balai Kota, Selasa 29 Juli 2025.
Lebih lanjut, Andi Harun mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda saat ini tengah menyiapkan sistem Parkir Berlangganan sebagai solusi jangka panjang dalam penataan perparkiran dan pengendalian jukir liar.
"Sistemnya sedang kami siapkan. Sedikit bersabar. Tahun ini kita akan implementasikan parkir berlangganan. Mulai dari konsep hingga operasionalnya sedang dimatangkan, termasuk kerja sama dengan Polri dan TNI untuk penindakan jika masih ada jukir liar yang mengganggu sistem baru ini," katanya.
Dalam skema parkir berlangganan ini, masyarakat cukup membayar tarif tetap per tahun, dengan rincian Rp480.000 per tahun untuk motor atau sekitar Rp1.111 per hari, dan Rp1.000.000 per tahun untuk mobil, atau sekitar Rp2.777 per hari, tanpa batasan jumlah parkir harian.
"Kalau hari ini motor dikenakan Rp2.000 per sekali parkir, dan mobil bahkan sampai Rp5.000–Rp10.000 oleh jukir liar. Mau parkir berkali-kali dalam sehari, tarifnya tetap," jelasnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar, karena banyak persoalan kota yang sedang diselesaikan secara bertahap. Mulai dari banjir, kebersihan, pendidikan, hingga sekarang sistem perparkiran.
"Kami tetap konsisten membenahi semua. Tapi jujur, kita harus mengurai satu per satu," pungkasnya. (*)