27 Tahun Reformasi, Komite Rakyat Melawan Gelar Aksi di Depan Unmul Samarinda
Penulis: Muhammad Riduan
7 jam yang lalu | 51 views
Memperingati 27 tahun Reformasi, Komite Rakyat Melawan Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar aksi demonstrasi di Pintu Gerbang Universitas Mulawarman (Unmul), Jalan M. Yamin, Samarinda, Rabu 21 Mei 2025.(Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co – Dalam rangka memperingati 27 tahun Reformasi, Komite Rakyat Melawan Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar aksi demonstrasi di Pintu Gerbang Universitas Mulawarman (Unmul), Jalan M. Yamin, Samarinda, Rabu, 21 Mei 2025.
Dalam aksi tersebut, Komite Rakyat Melawan mengusung tema "Kami Menggugat Negara", yang menurut mereka merupakan bentuk kritik terhadap kondisi reformasi yang dinilai belum berjalan sebagaimana mestinya.
Wawan, selaku Humas Komite Rakyat Melawan, menjelaskan bahwa berbagai permasalahan menunjukkan kemunduran demokrasi dan kembalinya praktik-praktik yang menyerupai era Orde Baru.
“Karakter Orde Baru ternyata tidak hilang, justru kembali. Misalnya soal Undang-Undang TNI, yang seharusnya mendorong tentara kembali ke barak, justru membuka ruang bagi militer terlibat dalam ranah publik,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti tingginya tindakan represif terhadap aktivis dan demonstran. Menurutnya, tindakan kekerasan seperti penangkapan, pemukulan, hingga pelarangan aksi unjuk rasa masih sering terjadi.
“Kawan-kawan di Semarang, misalnya, enam orang ditangkap saat demonstrasi Hari Buruh dan hingga kini belum dibebaskan,” ungkapnya.
Isu ketenagakerjaan juga menjadi sorotan. Wawan menilai bahwa meski sudah memasuki era reformasi, kesejahteraan pekerja masih jauh dari harapan. Ia mencontohkan minimnya penghargaan terhadap guru dan rendahnya upah yang diberikan.
“Upah yang diberikan kepada pekerja saat ini tetap tidak sebanding, meskipun nominalnya dianggap besar. Keadaannya tak jauh berbeda dengan masa Orde Baru,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyinggung masalah korupsi dan nepotisme yang masih mengakar di tubuh pemerintahan, serta kegagalan negara dalam menegakkan Hak Asasi Manusia.
“Melalui tema 'Kami Menggugat Negara', kami ingin menyampaikan bahwa reformasi belum berjalan dengan baik di Indonesia,” pungkasnya.
Aksi ini diikuti oleh sejumlah mahasiswa dan elemen masyarakat yang menyerukan perlunya pembenahan menyeluruh terhadap sistem pemerintahan dan penegakan keadilan di Indonesia. (*)