Penulis: Rafika
Presisi.co - Meninggalnya aktor sinetron Misteri Gunung Merapi, Sandy Permana, tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, sang aktor tewas akibat ditikam oleh tetangganya sendiri pada Minggu, 12 Januari 2025 lalu.
Dulunya, terduga pelaku dan Sandy Permana tinggal bersebelahan di Desa Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi.
"Pelaku dengan korban awalnya adalah tetangga sebelah rumah. Jadi di rumah korban yang sekarang, itu sebelah rumahnya adalah bekas rumah terduga," ungkap Sudarmaji selaku Ketua RT setempat, sebagaimana dibeiritakan laman Suara.com.
Hanya saja, terduga pelaku sudah pindah rumah pada 2020 silam. Namun, hunian barunya tak jauh dari kediaman lamanya yang bersebelahan dengan rumah Sandy Permana.
Terduga pelaku penusukan dikenal sebagai sosok yang tertutup dan jarang berbaur dengan warga sekitar. Selama tinggal di kawasan tersebut, termasuk saat bersebelahan rumah dengan Sandy, ia jarang terlihat berinteraksi, baik dengan Sandy maupun dengan tetangga lainnya.
"Karakter terduga pelaku yang kami ketahui secara umum adalah seorang yang tertutup ya, pendiam. Jadi tidak banyak bersosialisasi juga dengan orang. Jarang sekali bertegur sapa atau berbicara ngobrol dengan pihak-pihak siapa pun gitu," jelas Sudarmaji.
Komunikasi terduga pelaku pun terbatas hanya kepada orang-orang yang datang ke rumahnya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.
"Kalau dengan orang yang datang ke rumahnya mungkin ya (komunikasi). Kegiatannya juga lebih banyak di rumah," terang Sudarmaji.
Kurangnya interaksi sosial dengan tetangga membuat terduga pelaku tidak memiliki riwayat masalah dengan warga sekitar. Menurut Sudarmaji, insiden penusukan yang menimpa Sandy Permana merupakan peristiwa pertama yang melibatkan terduga pelaku di lingkungan tersebut.
"Karena jarangnya bersosialisasi tadi, jadi tidak sering menimbulkan gesekan-gesekan," kata Sudarmaji.
Sebelumnya, Sandy Permana dan terduga pelaku sempat terlibat cekcok dalam sebuah rapat warga pada Oktober 2024 lalu. Adu mulut sengit sempat terjadi antara sang aktor dengan terduga pelaku.
Dalam rapat RT tersebut, Sandy Permana dan sejumlah warga menyampaikan keberatan dengan kebiasaan terduga pelaku mengonsumsi minuman keras (miras) kala itu. Namun, terduga pelaku kala itu tidak terima dengan cara Sandy Permana menyampaikan aspirasinya karena dianggap terlalu arogan.
Akibat percekcokan tersebut, Sandy Permana sempat berencana melayangkan somasi karena tidak terima dengan pendapat terduga pelaku dalam rapat tersebut. Namun, rencana somasi itu urung dilaksanakan.
Setelahnya, Sudarmadji menganggap perselisihan keduanya selesai dan tidak ada permasalahan lebih lanjut hingga ia mengetahui insiden penusukan ini. (*)
Editor: Rafika
