Tarekat Menulis Samarinda Adakan Majelis Menulis, Dorong Masyarakat Samarinda Menulis Lebih Aktif
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Sabtu, 31 Agustus 2024 | 330 views
Presisi.co, Samarinda – Tarekat Menulis Samarinda menggelar Majelis Menulis bertajuk “Membongkar Resistensi Penulisan” di Kuburan Kopi pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Acara ini diadakan untuk mendorong masyarakat agar tidak hanya rajin membaca, tetapi juga aktif menulis.
Pemateri Majelis Menulis, Yustinus Sapto Hardjanto, menekankan pentingnya menulis sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Saat ini, masyarakat sering didorong untuk membaca, tetapi menulis juga sama pentingnya. Menulis tidak hanya sekadar mengungkapkan perasaan, tetapi juga bisa berbagi informasi, mengekspresikan diri, dan bahkan membangun koneksi sosial,” ungkapnya.
Acara yang dimulai pukul 15.30 WITA ini menarik perhatian berbagai kalangan, terutama mereka yang ingin belajar menulis dengan baik. Selain itu, Majelis Menulis bertujuan untuk membantu penulis mengatasi hambatan seperti kebuntuan ide dan keterbatasan kosakata.
Dalam pembahasannya, Yustinus juga menyoroti peran teknologi dalam perkembangan dunia tulis-menulis.
“Dengan kemajuan teknologi, kita dapat dengan mudah mengakses sumber penulisan dari internet. Ini membuat proses menulis menjadi lebih efisien dari segi waktu, biaya, dan tenaga. Selain itu, tulisan kita bisa lebih mudah diakses oleh pembaca di mana saja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yustinus menekankan manfaat menulis bagi kesehatan emosional dan kognitif.
“Menulis itu bisa menjadi terapi emosional. Menulis secara konsisten juga dapat mengasah keterampilan kita dan menjaga ingatan tetap tajam,” tambahnya.
Khoirul Umam, penyelenggara dari Tarekat Menulis Samarinda, berharap Majelis Menulis ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan literasi di Samarinda.
“Membaca dan menulis adalah cara kita untuk mengekspresikan diri dan mengingat kembali kisah-kisah kehidupan. Apalagi di tengah penurunan tingkat literasi saat ini,” katanya.
Sebagai edisi pertama dari acara ini, Khoirul berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menarik lebih banyak partisipasi dari masyarakat.
“Meski saat ini pesertanya masih terbatas, saya yakin ini adalah langkah kecil menuju perubahan besar. Konsistensi adalah kunci,” tutupnya. (*)