search

Daerah

AntraksGejala AntraksPenyakit Menular

Samarinda Masih Aman dari Penyebaran Kasus Antraks

Penulis: Nelly Agustina
Rabu, 12 Juli 2023 | 805 views
Samarinda Masih Aman dari Penyebaran Kasus Antraks
Ilustrasi. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr Osa Rafshodia menegaskan bahwa Kota Samarinda masih tahap aman dari penyakit Antraks.

Satu minggu belakangan ini, media sosial ramai memberitakan terkait jatuhnya korban jiwa yang diakibatkan Penyakit Antraks terjadi di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terdapat 3 korban meninggal dan puluhan lainnya dirawat setelah mengonsumsi daging sapi positif Antraks yang telah dikuburkan.

“Kasus pada manusia di Kota Samarinda hingga hari ini belum ada, namun untuk hewan bisa koordinasi dengan pihak terkait (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian),” ungkap Osa saat ditemui di Laboratorium Kesehatan (Labkes) Samarinda Jalan Pelita, Pada Rabu, 12 Juli 2023.

Dilansir dari situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anthrax atau antraks adalah penyakit menular serius pada hewan yang disebabkan oleh bakteri gram positif berbentuk batang yang dikenal sebagai Bacillus anthracis. Penyakit ini bersifat Zoonosis dan dapat berpengaruh pada manusia. Bakteri ini dalam kondisi tertentu membentuk spora yang sangat resisten dan mampu mempertahankan virulensinya selama bertahun-tahun.

Sub Koordinator Seksi Bidang P2P Dinkes Samarinda, Dian Margi Utami mengatakan bahwa gangguan yang terjadi pada pengidap Antraks dapat berupa gangguan pencernaan dan penyakit kulit. Bakteri pada antraks yang masuk lewat kontak langsung baik terhirup, lewat kulit ataupun memakan daging yang terinfeksi akan berinkubasi dan menyebar ke seluruh tubuh selama kurang lebih 3 – 5 hari.

“Jadi sangat cepat berdampak pada tubuh manusia, sporanya akan berkembang cepat dalam tubuh,” ungkapnya.

Dian menjelaskan bahwa penanganan pasien dengan Antraks akan disesuaikan dengan gejala yang ada. Ia mencontohkan jika terjadi gangguan pada pencernaan, akan diberikan obat seperti sakit lambung dan diusahakan untuk mengeluarkan daging yang telah dikonsumsi agar mencegah penyebaran bakterinya.

"Obatnya memang ada dan penanganannya sama seperti penyakit lambung. Gejalanya itu pada manusia mengalamu mual, muntah, dan diare," jelasnya.

Dian Mengimbau kepada masyarakat Samarinda, walaupun belum terdapat kasus Antraks pada manusia untuk lebih berhati-hati dalam memilih daging yang akan dikonsumsi. Harus mengetahui asal daging dan kesegaran daging. Utamanya daging Sapi, Kambing dan terdapat juga pada Burung Unta.

“Jika sudah bangkai, matinya tidak diketahui jangan paksa memakan karena sangat berpotensi memiliki riwayat Antraks,”pungkasnya.

Baca Juga