search

Berita

Prediksi PilpresPilpres 2024Ganjar PranowoAnies BaswedanPrabowo SubiantoYayan Hidayat

Tiga Poros yang Diprediksi Bakal Bertarung di Pilpres 2024, Siapa Paling Kuat?

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 26 April 2023 | 1.696 views
Tiga Poros yang Diprediksi Bakal Bertarung di Pilpres 2024, Siapa Paling Kuat?
Kolase Foto Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. (Suara.com)

Presisi.co - Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC), Yayan Hidayat menyampaikan prediksi terbaru terkait dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, mendatang. 

Lewat keterangan tertulis yang ia sampaikan di Jakarta pada Selasa, 25 April 2023, kemarin. Yayan sampaikan bahwa Pilpres 2024 nanti bakal diisi oleh 3 koalisi. Yakni, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Perubahan. 

"Akan ada (tiga) poros koalisi yang berkontestasi pada pemilihan presiden," kata Yayan dalam keterangan tertulis di Jakarta sebagaimana yang diberitakan oleh Suara.com jaringan Presisi.co pada Rabu, 26 April 2023.

Yayan merinci, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas PDIP, Golkar, PPP, dan PAN serta partai non-parlemen PSI dan HANURA dengan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Poros koalisi kedua adalah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri atas Gerindra dan PKB dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, serta terakhir adalah Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Demokrat dan PKS dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

Namun, kata dia, terdapat pergerakan politik yang dapat memengaruhi utak-atik poros koalisi tersebut, seperti sinyal bergabungnya Sandiaga Salahuddin Uno ke PPP setelah resmi keluar dari Gerindra.

Keluarnya Sandiaga Salahuddin Uno dari Gerindra juga diprediksi bakal membuka ruang lebar bagi Sandiaga untuk melenggang maju sebagai Bakal Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo.  Termasuk upaya Sandiaga untuk mendekatkan PPP ke Gerindra dan Sandiaga mendapat tiket politik sebagai cawapres bagi Prabowo Subianto.

"Bagi saya, dua hal ini bisa saja melatarbelakangi keputusan politik Salahuddin Uno," ujarnya.

Menurut Yayan, keputusan politik Sandiaga kali ini akan memengaruhi konstelasi politik dalam hal pembentukan koalisi. Apalagi jika kondisi yang sama juga akan terjadi dengan PKB bila Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar tidak punya peluang untuk diusung menjadi Calon Wakil Presiden.

"PKB juga berpeluang keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya jika Ketua Umumnya tidak menjadi sebagai cawapres. Tentunya PKB akan mendorong pembentukan poros koalisi nasionalis-religius dengan bergabung ke PDIP karena kecewa pada Prabowo dan Gerindra," katanya.

Sebagai informasi, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden yang dijadwalkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bakal dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. (*)

Editor: Redaksi