search

Berita

hari dokter nasionalsejarah dokter indonesia

Asal Usul Profesi Dokter di Nusantara, Mulai dari Mantri Jawa Hingga Cikal Bakal Republik Indonesia

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 24 Oktober 2022 | 634 views
Asal Usul Profesi Dokter di Nusantara, Mulai dari Mantri Jawa Hingga Cikal Bakal Republik Indonesia
Para pelajar di STOVIA, 1916 (Sumber: Departemen Kesehatan RI)

Presisi.co – Indonesia memperingati 24 Oktober sebagai Hari Dokter Nasional. Perayaaan tersebut bertepatan dengan pendirian Ikatan Dokter Indonesia pada 1950 silam. Meski diresmikan lima tahun setelah kemerdekaan, jejak profesi pejuang kesehatan di Indonesia sudah terbentang lama.

Kehadiran profesi dokter di Nusantara pertama kali muncul pada 2 Januari 1849, melalui Keputusan Gubernemen nomor 22 tentang penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia. Kala itu, pemerintah Hinda Belanda sedang kewalahan melawan wabah malaria.

Selama dua tahun, pada Januari 1851, Belanda membuka Sekolah Pendidikan Kedokteran di daerah Weltevreden, kini Sawah Besar, Jakarta. Sebanyak 12 orang siswa lulus dari pendidikan tersebut dan diberi gelar “Dokter Djawa”. Meski bergelar dokter, lulusan-lulusan itu hanya dipekerjakan sebagai mantri cacar semata.

“Nyaris 10 tahun lamanya dokter-dokter Indonesia harus menunggu untuk memperoleh wewenang lebih dari sekadar Mantri Cacar. Baru pada tahun 1864, lama pendidikan kedokteran diubah menjadi 3 tahun dan lulusan yang dihasilkan dapat menjadi dokter yang berdiri sendiri, meskipun masih di bawah pengawasan dokter Belanda,” dikutip dari tulisan Sejarah Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

Baru pada 1898, sekolah pendidikan dokter resmi didirikan di Indonesia dengan nama School tot Opleiding voor Indische Artsen atau disingkat STOVIA. Kampus ini pun tidak hanya melahirkan dokter-dokter handal. Namun juga pejuang kemerdekaan. Diantaranya seperti dr. Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan R.T Ario Tirtokusumo, pendiri organisasi Boedi Oetomo.

Mereka semua aktif berorganisasi dan bertukar gagasan. Menjadi cikal bakal Republik Indonesia. Tiga tahun setelahnya, pada 1911, Pemerintah Hindia Belanda pun mendirikan perkumpulan Asosiasi Dokter Hindia Belanda atau Vereniging van Indische Artsen.

Kemudian pada 1950, IDI berdiri dengan ketua pertamanya Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo. Sosok ini pula yang berperan besar dalam pembangunan kelembagaan ilmu pengetahuan di Indonesia, seperti Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (*)

 

Editor: Bella

Baca Juga