Soal Hilirisasi Industri, Pemprov Kaltim Siap Tindaklanjuti Arahan Presiden
Penulis: Redaksi Presisi
Kamis, 05 Mei 2022 | 485 views
Samarinda, Presisi.co - Pemprov Kaltim bakal menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pemerintah daerah yang harus mendorong hilirisasi industri. Hal itu disampaikan Jokowi dalam Musrenbangnas 2023.
"Kita akan merespon arahan Presiden Joko Widodo agar pemerintah mendorong hilirisasi industri, khususnya bagi daerah-daerah yang memiliki potensi produk," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, seperti dikutip dari laman www.kaltimprov.go.id.
Sri Wahyuni melanjutkan, Kaltim memiliki banyak potensi yang telah digarap UMKM. Saat ini, UKM dan UMKM Kaltim sudah ada yang berhasil melakukan ekspor.
"Kalau sudah ekspor berarti sudah memiliki kualifikasi dan standar yang bagus," kata mantan Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara itu.
Sri Wahyuni juga sepakat dengan Presiden Jokowi, bahwa daerah mestinya tidak lagi mengirimkan bahan baku (material). Ia juga menekankan, bahwa daerah harus mengubah strategi untuk menjual produk jadi atau minimal produk setengah jadi, agar memiliki nilai tambah berlipat bagi daerah.
"Ini menjadi PR besar kita untuk hilirisasi. Kita akan menuju ke sana," ucapnya.
Contoh yang disebutkan Sri Wahyuni adalah mangrove. Benua Etam, menurut dia, memiliki mangrove yang sudah dibudidayakan. Selanjutnya, bagaimana budidaya dari turunan mangrove dan hasil perkebunan lainnya itu bisa bertemu dengan pasar.
Sri Wahyuni juga menjelaskan, hilirisasi sudah berlangsung. Namun, konsumen Kaltim masih lokal. Untuk bisa mencapai konsumen regional, nasional bahkan internasional, maka standar dan kualitas harus terus ditingkatkan.
"Misalnya, di Sulawesi dan Jawa mangrove sudah bisa menjadi teh, bahkan sudah dikonsumsi menjadi barang ekspor," ungkapnya.
Potensi dari Mangrove itu, kata Sri Wahyuni, punya potensi besar dikembangkan. Komoditi tersebut dapat dijadikan minuman herbal dan kesehatan, yang punya nilai ekspor tinggi.
"Tidak menutup kemungkinan nanti akan kita jembatani Kaltim dan Sulawesi," kata Sri.
Sri Wahyuni memaparkan, Sulawesi telah punya pintu masuk ekspor. Kaltim mengambil peran dengan memasok mangrove. Ini juga akan mendorong produktivitas daerah dalam bidang ekonomi.
Lanjut Sri, semua budidaya perkebunan dan pertanian harus dipetakan pasarnya. Bila pasar lebih luas maka demand (permintaan) akan semakin banyak. Jika demand meningkat, maka pelaku usaha juga akan makin bersemangat untuk menggerakkan produksi.
"Produksi bergerak memerlukan tenaga kerja, bahan baku yang diperlukan juga lebih banyak sehingga secara langsung akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat," beber Sri.
Di sisi lain, Sekda perempuan pertama di Kaltim itu juga akan kembali melihat kans hilirisasi bagi industri batu bara dan kelapa sawit.
"Saya akan melihat dulu potensi-potensi yang sudah ada. Saya akan pelajari lagi. Yang pasti kita akan melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo untuk hilirisasi industri tersebut," tegas Sri Wahyuni.
Sementara untuk industri pengolahan minyak goreng dari kelapa sawit di Kaltim baru ada tiga. Satu di Bontang dan dua di Balikpapan.
Sedangkan untuk hilirisasi industri batu bara rencananya akan dibangun tidak jauh dari Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) di Kutai Timur. (Lani/adv/diskominfokaltim)