IRT Tewas Setelah Antre Minyak Goreng, Begini Solusi Tegas dari Wali Kota Andi Harun
Penulis: Jati
Selasa, 15 Maret 2022 | 1.425 views
Samarinda, Presisi.co – Wali Kota Samarinda Andi Harun meminta manajemen Indogrosir bertanggung jawab atas kasus tewasnya seorang ibu rumah tangga bernama Rita Riyani akibat kelelahan mengantre minyak goreng pada Selasa, 15 Maret 2022 lalu di RSUD AW Sjahranie.
“Indogrosir agar bertanggung jawab mengurusi masalah ini. Ini pelajaran bagi Indogrosir, pasar modern dan swalayan untuk mencari metodelogi (antrean minyak goreng, Red) yang lebih aman dan tidak menimbulkan kerumunan,” kata Andi Harun.
Konkret Andi Harun sampaikan, manajemen pasar modern atau swalayan di Kota Tepian, bisa saja menggunakan sistem kupon.
“Jadi warga tidak berkumpul di waktu yang bersamaan. Selama warga menerima kupon, kapan saja bisa ditukarkan,” sebut Andi Harun.
Akan kejadian tersebut, Andi Harun juga sudah menginstruksikan kepada Dinas Perdagangan untuk segera memanggil manajemen Indogrosir.
Terkait hal tersebut, Store Manager Indogrosir, Ardi memastikan jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Samarinda terkait teknis penjualan minyak goreng yang belakangan menimbulkan kepanikan public.
“Nanti detailnya akan dibahas lagi besok siang bersama pak wali kota," ucap Ardi.
Ardi memastikan jika pihaknya telah menyalurkan santunan untuk keluarga korban yang berada di Jalan Pangeran Suryanata, Kecamatan Samarinda Ulu pada Selasa (15/3/2022) malam tadi.
"Tadi juga ada perwakilan kita ke rumah duka. Besok pagi juga rencananya kita kunjungi lagi ke sana sebelum melakukan rapat lanjutan bersama pak wali," bebernya.
Sebagai informasi, Rita Riyani dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama dua haru di RSUD AW Sjahranie. Saat kejadian pada Minggu, 13 Maret 2022, Rita diketahui jatuh pingsan ditengah kerumunan warga yang mengantre minyak goreng.
Kasubnit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda, Aiptu Harry Cahyadi menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan polisi, korban diketahui sempat mengantre membeli minyak goreng di beberapa gerai swalayan, sebelum akhirnya korban pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.
"Dari pukul 11.00 Wita, korban berangkat ke salah satu gerai swalayan di Jalan Suryanata dan mendapatkan 2 liter minyak goreng. Kemudian kembali mengantre di gerai swalayan lainnya di jalan yang sama dan kembali mendapatkan 2 liter pembelian minyak goreng," beber Harry Cahyadi.
Korban kembali melanjutkan perburuan minyak goreng di gerai swalayan Jalan Kadrie Oening dan kembali mendapatkan 2 liter minyak goreng.
"Terakahir korban kembali mengantre di gerai swalayan Jalan AW Sjahranie untuk membeli 2 liter minyak goreng lagi, dan di situ kejadian korban pingsan," imbuhnya.
Dari hasil pemeriksaan medis dan penyelidikan petugas, korban diketahui memiliki riwayat penyakit sesak nafas yang diduga menjadi penyebab utama kematiannya, akibat kelelahan mengantre minyak goreng di sejumlah gerai. (*)