search

Daerah

Kampung Nelayan BerdasiDestinasi Wisata BalikpapanHandoko

Mengenal Kampung Nelayan Berdasi, Wisata Pemancingan Air Asin Pertama di Balikpapan

Penulis: Nur Rizna Feramerina
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 1.567 views
Mengenal Kampung Nelayan Berdasi, Wisata Pemancingan Air Asin Pertama di Balikpapan
Suasana pemancingan di Kampung Nelayan Berdasi, Balikpapan Barat. (Nur Rizna Feramerina/Presisi.co)

Balikpapan, Presisi.co - Potensi tempat wisata di Balikpapan beberapa tahun belakangan terus berkembang. Salah satunya adalah Kampung Nelayan Berdasi yang terletak di Kariangau, Balikpapan Barat.

Kampung Nelayan Berdasi menawarkan jenis wisata yang cukup unik, yaitu pemancingan air asin. Namun, pemancingan seluas 2 hektare itu belum sempat dipromosikan. Sebab muncul beberapa bulan sebelum pandemi.

Untuk dapat berkunjung ke Kampung Nelayan Berdasi, wisatawan perlu menempuh satu jam perjalanan dari pusat kota. Hanya perlu mengikuti jalan menuju Pelabuhan Feri Kariangau, tepat di depan perusahaan Petrosea, nantinya wisatawan bisa melihat papan petunjuk untuk menuju lokasi pemancingan.

Pengelola kawasan rekreasi Kampung Nelayan Berdasi, Murdianto Handoko menyebut, wisata ini berawal dari keinginan mengubah kawasan yang dinilai jauh dari perkotaan, menjadi sebuah destinasi yang ramai didatangi pengunjung.

Uniknya, pemilihan nama Kampung Nelayan Berdasi adalah berdasarkan latar belakang pekerja di kampung tersebut. "Ditambah kata berdasi agar kesannya nelayan itu bukan pekerjaan rendahan. Nelayan juga bisa berdasi. Jadi, wisatawan yang masuk akan kami beri dasi. Ini sebagai tanda berapa banyak wisatawan yang datang," terang Handoko.

Pembangunan destinasi wisata ini dimulai sejak 2018 lalu. Di sana, kolam pemancingan terbagi menjadi dua area. Yaitu area dengan kedalaman 2 meter berisi kakap, kerapu dan ikan lainnya. "Kemudian area lainnya sebagai tempat desalinasi ikan air tawar menjadi ikan air asin seperti nila," kata Handoko.

Tidak hanya itu, Kampung Nelayan Berdasi juga menawarkan pondok terapung yang muat untuk delapan orang. Beda dari lainnya, pondok apung di sini benar-benar mengapung dan tidak dicor di dasar pemancingan. Di sisi lain, disediakan pula pelataran yang bisa disewa wisatawan dengan harga mulai Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu. Wisatawan sudah bisa mendapat akses ke dapur yang disediakan. "Wisatawan bisa bawa makanan sendiri lalu dimasak di sini, atau kami yang memasak juga bisa," ujarnya.

Jika beruntung, wisatawan juga bisa melihat kawanan bekantan yang melintas di antara pepohonan bakau yang mengitari pemancingan ini.

Wisatawan yang berhasil memancing ikan-ikan di sana mesti membayar sebesar Rp 30 ribu per kilogram. "Ikan di sini awalnya kami beli dari nelayan seharga Rp 40 ribu per kilogram. Kami tidak rugi, karena setiap ikan yang kami beli dari nelayan, 1 kilogram itu bisa dua atau tiga ikan. Kemudian kami lepaskan di kolam. Ikan itu akan bertambah bobotnya setelah hidup di kolam pemancingan," paparnya.

Dalam mengelola tempat ini, Handoko dibantu dengan dua kawan yaitu Rustam dan Reynold. Rustam adalah nelayan yang mengembangkan budidaya kepiting sementara Reynold bertugas sebagai marketing.

Ke depan, Handoko membuat daya tarik wisata lainnya seperti susur sungai menggunakan perahu milik nelayan. Namun hal itu belum dapat dipastikan kapan, karena Balikpapan masih dalam kondisi PPKM Level 4.

Untuk harga tiket masuk, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu untuk dewasa dan Rp 5 ribu untuk anak-anak. (*)

Editor: Rizki

 

Baca Juga