Belajar Tatap Muka Ditunda, Pedagang Gorengan di Tenggarong Ini Susah Mencari Laba
Penulis: Naldi Ghifari
Jumat, 16 Juli 2021 | 931 views
Kartini. (Naldi/Presisi.co)
Tenggarong, Presisi.co – Ditutupnya sekolah karena pandemi berpengaruh langsung pada Kartini, pedagang gorengan di Jalan Mawar 3 Tenggarong. Kabar dilaksanakannya pembelajaran tatap muka jadi angin segar bagi lapak kaki lima yang diberi nama Gorengan Putri ini. Namun, harapan itu seketika sirna ketika Pemkab Kukar mengumumkan pemberlakuan PPKM semi darurat.
Gorengan Putri milik Kartini yang berlokasi di depan Taman Ulin Tenggarong benar-benar mengandalkan pembeli dari siswa SMK Geologi Pertambangan, SMK YPK, SMK 1, SMK 2, dan SMA 1 Tenggarong yang berjarak kurang lebih dari 1 kilometer dari lapaknya. Adanya pandemi, ditambah PPKM semi darurat ini terang saja menjadi badai bagi bisnisnya. "Sebelum pandemi penghasilan kotor sehari Rp 2 juta. Sekarang mencari penghasilan kotor Rp 1 juta saja susah," ungkap Kartini.
Sekarang dia cuma bisa mengharapkan pembeli dari warga sekitar di Kelurahan Sukarame dan Kelurahan Panji. "Sebelumnya pelanggan kami banyak dari anak sekolah di sekitar sini, namun semenjak diliburkan hanya warga dan pegawai yang membeli. Tetapi tidak sebanyak anak sekolah," jelasnya.
Pendapatan suaminya sebagai buruh bangunan turut anjlok. Sehingga Kartini harus menjadi tulang punggung keluarga. Mengepulkan asap di dapur dan menafkahi dua anaknya yang masih sekolah. Ditambah lagi dia harus mengupah satu orang yang selama ini membantunya berjualan. Sambil menunggu dapat proyek bangunan, sang suami ikut membantunya menjajakan gorengan.
Harapan Kartini sudah pasti serupa dengan harapan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan seluruh penduduk di dunia, yakni ingin pandemi ini segera berlalu. Supaya perekonomian masyarakat bisa bangkit lagi. (*) Editor: Rizki