Penulis: Nur Rizna Feramerina
Kamis, 10 Juni 2021 | 936 views
Balikpapan, Presisi.co - Saat ini, berbagai macam lapangan pekerjaan telah tersedia. Bidang-bidang pekerjaan yang ditawarkan pun bervariasi. Namun masih banyak masyarakat, terutama generasi milenial masih belum memiliki pekerjaan.
Berbagai faktor menjadi alasan. Misalnya tidak ingin pekerjaan yang banyak tekanan, tidak ingin tempat kerja jauh dari rumah, hingga tidak ingin diupah murah. Benar kah demikian?
Psikolog Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Samarinda, Ayunda Ramadhani menyebut, perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan para milenial memiliki pandangan tersebut dalam mencari pekerjaan. "Kalau dilihat tren, perkembangan teknologi memengaruhi itu. Lapangan kerja juga beragam dan sekarang banyak pekerjaan yang bisa dilakukan jarak jauh. Terlebih saat pandemi," jelas Ayunda, Kamis 9 Juni 2021.
Ia menilai, pekerjaan zaman sekarang secara karakteristik sudah berbeda dengan pekerjaan puluhan tahun lalu. Di mana saat itu orang berlomba-lomba kerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau kerja di perusahaan besar. "Apalagi kalau jadi ASN saat itu, hidup dijamin pemerintah bahkan setelah pensiun," katanya.
Para pekerja di puluhan tahun lalu tidak terlalu identik dengan teknologi. Sehingga cenderung bertahan di zona nyaman. Namun berbeda dengan generasi milenial. Mereka cenderung ingin bisa merasakan berbagai bidang pekerjaan seiring kemajuan teknologi. Hal itu yang memengaruhi cara pandang milenial dalam mencari pekerjaan.
Diakui Ayunda, saat ini memang banyak milenial yang memiliki pandangan ketika bekerja dari rumah bisa menghasilkan, untuk apa harus susah-susah keluar? Lantas, apakah milenial ini bisa disebut generasi yang malas?
Ayunda menyebut, saat ini sebagian milenial bisa disebut sebagai generasi strawberry. Di luar tampak bagus, namun dalamnya rapuh. Ketahanan mental milenial berbeda dengan generasi sebelumnya. Itu juga yang membuat milenial cenderung mudah berganti pekerjaan. "Bukannya malas. Mereka mencari pekerjaan yang minim tantangan. Ini ditunjang dengan banyaknya pekerjaan yang bisa dilakukan dengan fleksibel," ungkapnya.
Di sisi lain, para milenial telah terpengaruh dengan banyaknya muda-mudi yang sukses dengan membuka usaha sendiri. Ini jadi pemicu milenial bekerja tanpa tekanan dari orang lain.
Jika ditanya bidang pekerjaan yang sesuai dengan keinginan milenial, Ayunda menyebut segala pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi dirasa masih disukai milenial. "Anak muda sekarang hasratnya tidak di administrasi. Lebih ke teknologi, membuka usaha kuliner, dan bidang ekonomi kreatif," paparnya. (*)