search

Daerah

Lapas Kelas IIA BalikpapanCara Membuat Bakpao yang LembutReza Pembuat Roti dan Bakpao dari Dalam PenjaraSetyo Djati AtmukoKreasi Warga Binaan Balikpapan

Lembutnya Bakpao Buatan Narapidana Tuna Rungu Lapas Balikpapan yang Diakui Konsumen Kafe

Penulis: Nur Rizna Feramerina
Sabtu, 15 Mei 2021 | 838 views
Lembutnya Bakpao Buatan Narapidana Tuna Rungu Lapas Balikpapan yang Diakui Konsumen Kafe
Reza, narapidana tuna rungu Lapas Balikpapan saat menunjukkan bakpao buatannya. (Nur Rizna Feramerina/Presisi.co)

Warga binaan tak boleh dipandang sebelah mata. Dari balik jeruji besi, mereka berjuang mengubah diri. Supaya ketika bebas nanti, mereka bisa diterima dunia di luar penjara.

Balikpapan, Presisi.co – Wangi adonan roti yang diracik Reza menyerbak dari dalam dapur Lapas Kelas IIA Balikpapan. Pada suatu sore yang syahdu, narapidana tuna rungu itu tengah membuat roti dan bakpao yang menggugah selera untuk dijual di dalam lapas.

Raut wajah Reza tampak serius saat memoles bakpao yang dikerjakannya sejak pukul 16.00 Wita itu. Setiap hari, tangannya mampu mengolah 11 kilogram adonan menjadi ratusan roti dan bakpao.

Sejak 2019 lalu, ia berada di lapas. Reza menemukan hobi baru setelah mengikuti pelatihan membuat roti dan bakpao pada Juli 2020 di dalam lapas. Ia terbilang paling fasih di pelatihan itu. Hingga Reza menjadi otak dari segala kelezatan roti dan bakpao yang menjadi proyek kreasi warga binaan di sana.

Kemauan Reza menjadi lebih baik sangat kuat. Terbukti, selama dalam masa tahanan, para penjaga di lapas mengakui Reza berkelakuan sangat baik.

Meski dengan keterbatasan yang ada, semangat Reza tidak pernah surut. Walau sesekali komunikasi antar pembuat roti dan bakpao ini terhambat karena tidak mengerti bahasa satu sama lain. "Ada kendala komunikasi. Tapi teman-teman terus belajar," kata Reza yang diterjemahkan Riani.

Roti dan bakpao yang dihasilkan dari olahan Reza ini tidak hanya dijual di dalam lapas. Tapi juga dijual ke beberapa kafe di Balikpapan. Terutama bakpao, sebab adonan olahan Reza menurut konsumen, sangat lembut ketika disantap.

“Kami berencana mengajukan izin edar kepada Dinas Kesehatan Balikpapan agar bisa dijual keliling dengan menggunakan kendaraan,” ucap Setyo Djati Atmuko, kepala sub seksi, Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja Lapas Kelas II Balikpapan.

Menghabiskan waktu seharian di dapur tidak membuat Reza bosan. Jika bebas kelak, Reza bertekad membuka toko bakery di Samarinda. Berbekal ilmu yang didapat selama di lapas. (*)

Editor: Rizki