search

Lifestyle

Dampak buruk terlalu lama rebahanGaya hidup yang membahayakan

Terkesan Sepele, Rebahan Ternyata Berbahaya untuk Kesehatan Fisik dan Mental!

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 23 Desember 2020 | 688 views
Terkesan Sepele, Rebahan Ternyata Berbahaya untuk Kesehatan Fisik dan Mental!
Ilustrasi. (Sumber Foto : Istimewa)

Presisi.co - Meningkatnya aktivitas rebahan selama masa pandemi dinilai kurang baik terhadap kesehatan. Kemudian, efek sampingnya pun akan semakin parah kalau tak diimbangi dengan aktivitas fisik. Oleh karena itu, walau sebagian besar kegiatan kini harus dilakukan di rumah, jangan sampai rebahan menjadi alasan untuk berleha-leha.

Gaya hidup yang membahayakan

Rebahan yang dikategorikan sebagai sedentary atau kurang gerak sudah ada sejak sebelum wabah Covid-19 melanda dunia. Sophia Hage, dokter spesialis kedokteran olahraga, mengatakan rebahan yang dilakukan dalam jangka waktu lama bisa berpotensi jadi gaya hidup yang dikenal sebagai sedentary lifestyle.

Duduk dan menonton televisi termasuk ke dalam sedentary karena melibatkan seseorang beraktivitas di luar tidur tanpa menguras tenaga. Mengutip dari survei IFLS serta jurnal ilmiah The Lancet Global Health, Sophia menambahkan bahwa Indonesia termasuk negara yang masyarakatnya jarang melakukan aktivitas fisik. Pada 2007, persentasenya naik dari 19,9% ke 30% pada 2016. 

Kemudian, Riset Kesehatan Dasar pun mencatat 33,5% dari total populasi jarang bergerak pada 2018. Masih dari data populasi global ini, perempuan cenderung lebih sering kurang gerak (28,6%) dibandingkan laki-laki (23,4%).

Dampak dari terlalu lama rebahan

Efek samping rebahan tak bisa disepelekan. Dalam jangka waktu pendek, kebiasaan ini akan menyebabkan keluhan seperti nyeri punggung di bagian bawah hingga radang otot. Sementara dalam jangka waktu panjang, ostheoarthritis dan ostheoporosis yang akan mengintai.

Sophia menjelaskan, saat seseorang terlalu sering duduk atau berbaring, fungsi otot-otot besar seperti di paha dan punggung akan tergantikan fungsinya oleh kursi. Akibatnya, terjadi penurunan penyerapan lemak serta gula di sel tubuh, padahal keduanya berperan penting untuk menggerakkan tubuh. 

Dampak lain yang akan muncul adalah peningkatan kolesterol jahat dan kadar gula darah yang buruk untuk kesehatan. Sebut saja hipertensi, obesitas, hingga penyakit kardiovaskular. Bukan hanya itu, sedentary lifestyle berpotensi mengganggu kesehatan mental. Disebutkan kebiasaan buruk ini berisiko tiga kali lipat mengalami gejala depresi yang tentunya akan menghambat kegiatan seperti sekolah maupun bekerja.

Baca Juga