Penulis: Yusuf
Sabtu, 05 Desember 2020 | 634 views
Samarinda, Presisi.co – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Samarinda angkat bicara menanggapi dugaan intimidasi sekelompok orang tak dikenal terhadap para relawan pemantau Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pasangan Calon Andi Harun-Rusmadi, yang terjadi pada Jumat (4/11/2020) malam.
“Kita akan telusuri. Bahkan hari ini informasinya akan ada yang melapor ke Bawaslu, kata Imam Sutanto, Komisioner Bawaslu Samarinda pada Sabtu (5/12/2020).
Imam menegaskan, Bawaslu Samarinda berkewajiban untuk melakukan upaya penelusuran untuk menemukan unsur dugaan pelanggaran atas kejadian tersebut. Ia berpesan, pihak yang berencana melaporkan dugaan intimidasi itu, diminta untuk membawa serta bukti baik berupa foto ataupun video yang disangkakan.
“Termasuk saksi, yang diberikan mandat oleh pasangan calon,” katanya.
Imam menegaskan, setiap Paslon dibenarkan untuk merekrut relawannya masing-masing. Dan itu berada dalam wewenang masing-masing paslon, berikut dengan jumlah dan aturannya.
“Artinya saksi itu memiliki legal standing untuk bertugas di TPS. Itu wewenang masing-masing calon,” tegasnya.
“Bagaimanapun, jika ada upaya untuk menghalangi-halangi (relawan) itu bisa masing-masing para calon untuk menempuh jalur hukum,” tambah Imam, menyikapi dugaan intimadasi yang dialami oleh para relawan TPS Andi Harun-Rusmadi.
Diberitakan sebelumnya, Pelatih relawan Paslon Nomor Urut 02, Rusmawati kepada awak media menuturkan jika peristiwa tak menyenangkan tersebut, terjadi saat mereka tengah mempersiapkan honor para relawan yang sejatinya terdaftar secara resmi di Badan Pemenganan Pasangan Andi Harun-Rusmadi sebagai tim pemantau TPS untuk Paslon 02.
“Saat saya ingin membagikan honor para relawan itu, tiba-tiba orang tak dikenal mendobrak pintu, mengancam dan mengambil semua amplop dan berkas (honor relawan) yang saya bawa,” tutur Rusmawati, Sabtu (5/12/2020) dini hari.
Dirinya menyebut, ada sekitar 4 hingga 5 pria yang datang mengintimidasi para emak-emak relawan Andi Harun-Rusmadi, malam itu. Bahkan, dari video yang beredar luas di grup aplikasi instan WhatsApp, para pelaku yang belum diketahui identitasnya ini, menuding jika aktivitas yang dilakukan oleh Rusmawati dkk bentuk ‘Money Politic’ jelang Pilkada 9 Desember ini.
“Tetap saya protes, meski sempat diancam. Karena memang (tudingan) itu tidak betul. Di amplop memang ada uang Rp 200 ribu, tapi itu untuk honor relawan TPS saya,” tegasnya.