search

Daerah

Kasmidi BulangBupati Kutai TimurUtang PemkabKutai Timur

Terancam Defisit, Plt Bupati Kasmidi Bulang Sebut Pemkab Kutim Miliki Utang Rp 177 Miliar

Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 17 Juli 2020 | 2.023 views
Terancam Defisit, Plt Bupati Kasmidi Bulang Sebut Pemkab Kutim Miliki Utang Rp 177 Miliar
Plt Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang

Kutim, Presisi.co - Pemerintah Kabupatan Kutai Timur (Pemkab Kutim) mulai berbenah dan kembali mengatur keuangan dalam belanja kegiatan yang ada di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kutim, Kasmidi Bulang dalam rapat evaluasi bersama seluruh jajaran pejabat OPD di Pemkab Kutim, meminta agar jajarannya optimal dalam penggunaan anggaran dan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi pendapatan daerah hingga akhir tahun anggaran 2020 ini.

"Buat apa ada program tapi tak bisa membayar. Makanya kami maraton rapat sampai malam. Kami mau lihat sampai Desember nanti berapa jumlah uang di Kutim. Paling tidak kita hindari defisit," tegas Kasmidi, Kamis (16/7/2020).

Akibat rasionalisasi anggaran di APBD Kutim sebesar 50 persen, sejumlah program yang harusnya berjalan di tahun ini diakui Kasmidi harus ditunda pelaksanaannya. Pun demikian dengan gaji pegawai honor TK2D dan utang Pemkab Kutim kepada pihak ketiga juga tak lagi terhindari.

"Kami tidak janji pasti lunas langsung tahun ini, tapi kami tetap usaha. Saat ini tercatat utang Pemkab Kutim ada Rp 177 miliar. Bahkan ada juga ternyata ditemukan utang tahun 2016 sebesar Rp 2 juta, itu tercecer oleh petugas, tapi tercatat, sehingga juga akan dibayar," beber Kasmidi.

Kasmidi yang kini ditunjuk menjalankan tugas Bupati Kutai Timur pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Ismunandar beberapa lalu mengaku bahwa jumlah piutang pemkab yang terbesar ada pada tahun anggaran 2019, itu karena kegiatannya murni.

"Itu padahal mau dibayar tahun ini, tapi karena ada covid, jadinya tertunda. Dari Kementerian juga jadi prioritas kami untuk penggunaan dana covid. Kita harus realistis. Kita diwajibkan kementerian untuk memangkas sesuai keperluan, kalau tidak kita yang akan dipangkas," ulas Kasmidi.

"Hari ini kami hati-hati bener. Kita tak mau buat program kalau tak ada uangnya. Mendingan kami berani menghapus (program kegiatan) dari pada berani menghutang. Itu (utang) terjadi karena kita buat program terus," lanjutnya.

"Saya senang bayar utang, itu lebih baik," pungkasnya.