Cuaca Ekstrem Meningkat, BPBD Kaltim Intensifkan Sinergi Daerah Siaga Bencana
Penulis: Akmal Fadhil
1 hari yang lalu | 152 views
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kaltim, Yasier. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Meningkatnya potensi bencana hidrologi akibat cuaca ekstrem mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Timur (BPBD Kaltim) mengintensifkan koordinasi lintas sektor.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan dan respons penanganan bencana berjalan terpadu di seluruh wilayah Kaltim.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kaltim, Yasier, mengatakan penguatan koordinasi menjadi kunci agar penanganan bencana tidak berjalan sendiri-sendiri.
Keterlibatan perangkat daerah, instansi teknis, hingga pemerintah kabupaten dan kota dinilai penting dalam membangun sistem respons yang efektif.
“Kesiapsiagaan terus kami perkuat dengan melibatkan berbagai pihak. Penanganan bencana harus terintegrasi agar respons di lapangan lebih cepat dan tepat,” kata Yasier, Rabu 17 Desember 2025.
Ia menjelaskan, seluruh kabupaten dan kota di Kalimantan Timur saat ini telah berada dalam status siaga.
Posko penanganan bencana juga telah diaktifkan di kantor BPBD masing-masing daerah sebagai pusat koordinasi dan pengendalian.
Menurut Yasier, kesiapan di tingkat daerah akan sangat menentukan kecepatan penanganan ketika bencana terjadi.
Koordinasi yang solid diharapkan mampu menekan dampak bencana, khususnya terhadap masyarakat di wilayah rawan.
“Dengan sistem koordinasi yang baik, langkah penanganan bisa lebih terarah dan risiko yang dirasakan masyarakat dapat diminimalkan,” ujarnya.
Selain memperkuat koordinasi kelembagaan, BPBD Kaltim juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Imbauan tersebut sejalan dengan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga akhir 2025.
Bencana hidrologi meliputi berbagai kejadian yang dipicu kondisi cuaca dan siklus air, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga badai.
Dampaknya dapat berupa kerusakan infrastruktur, gangguan kesehatan, hingga ancaman keselamatan jiwa.
“Kesiapsiagaan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat,” tegas Yasier.
Ia menambahkan, sejumlah daerah di Kaltim saat ini telah terdampak banjir, di antaranya Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau.
Masyarakat diminta untuk terus memantau informasi resmi dari instansi berwenang serta menyiapkan langkah antisipasi menghadapi kemungkinan terjadinya bencana susulan.
“Dengan mengikuti informasi resmi dan bersiap sejak dini, risiko bencana dapat ditekan,” pungkasnya. (*)