Kadis TPH Kaltim, Siti Farisya Yana saat diwawancarai awak media. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus memperkuat pondasi ketahanan pangan daerah dengan menata ulang pengelolaan lahan pertanian serta mendorong kolaborasi lintas sektor.
Program ini menjadi bagian dari langkah strategis menuju swasembada pangan berkelanjutan pada tahun 2027.
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (TPH) Kaltim, Siti Farisya Yana, mengatakan pemerintah provinsi berkomitmen memastikan ketersediaan dan perlindungan lahan pertanian agar tidak beralih fungsi.
“Sejalan dengan arahan Gubernur, pada 2027 kita menargetkan seluruh pengelolaan lahan pertanian sudah tertata dengan baik,” ujarnya Senin 27 Oktober 2025.
Menurutnya, penataan tersebut juga diperkuat melalui koordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Kementerian mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembukaan sawah baru dengan perlindungan lahan eksisting melalui program Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Lahan Basah Strategis (LBS).
“Jangan sampai kita membuka sawah di satu sisi, tapi kehilangan sawah yang sudah ada di sisi lain. Semua harus dikelola secara terintegrasi,” tegas Siti.
Untuk mempercepat realisasi program tersebut, Pemprov Kaltim juga menyiapkan percepatan pembangunan lahan pertanian pada 2026 dengan dukungan pendanaan dari APBN.
Sejumlah daerah seperti Kutai Kartanegara, Paser, Kutai Timur, dan Berau disebut memiliki potensi besar untuk pengembangan lahan sawah baru.
Selain sinergi antarlembaga pemerintah, penguatan sektor pangan juga melibatkan Bank Indonesia (BI) yang berperan mendampingi petani dalam pengembangan hilirisasi produk pertanian.
“Bank Indonesia selama ini memberikan pembinaan dan pendampingan kepada petani. Mereka juga melakukan analisis terhadap hasil program, termasuk hambatan yang dihadapi di lapangan,” ungkapnya.
Menurut Siti, dukungan dari BI membantu menutup keterbatasan anggaran pemerintah daerah, terutama dalam hal peralatan dan peningkatan kapasitas petani.
“Kehadiran BI melengkapi upaya kami memperkuat ketahanan pangan dari hulu hingga hilir,” tambahnya.
Dengan penataan lahan yang lebih terarah, dukungan pendanaan dari pemerintah pusat, dan sinergi bersama lembaga strategis seperti Bank Indonesia, Kaltim meneguhkan langkah menuju kemandirian pangan yang tangguh dan berkelanjutan. (*)