search

Advetorial

DPRD Kaltim Agusriansyah Ridwan Kurikulum Nasional Pendidikan Indonesia Kurikulum Kontekstual Pendidikan Berbasis Lokal Identitas Bangsa Kearifan Lokal Politik Anak Muda Literasi Politik Literasi Digital Pemuda Kaltim Diskusi Kebangsaan Pendidikan Berkarakter Reformasi Pendidikan Universitas Mulawarman Generasi Muda Nilai Moral Globalisasi Akhlak dan Integritas

Legislator Kaltim Kritik Kurikulum ‘Impor’, Dorong Pendidikan Berbasis Lokal

Penulis: Akmal Fadhil
Rabu, 18 Juni 2025 | 0 views
Legislator Kaltim Kritik Kurikulum ‘Impor’, Dorong Pendidikan Berbasis Lokal
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agusriansyah Ridwan. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, mengecam kurikulum pendidikan nasional yang dinilai terlalu mengadopsi model Barat dan tidak sesuai konteks Indonesia. Kritik tersebut ia sampaikan dalam diskusi kebangsaan bersama ratusan pemuda di Kota Bontang, Rabu 18 Juni 2025.

Menurut Agusriansyah, pola belajar yang meniru sistem Eropa atau Amerika — seperti pendekatan historis atau material — kerap tidak relevan dengan realitas sosial dan budaya lokal. Ia mendesak agar kurikulum disusun berdasarkan nilai dan kebutuhan bangsa sendiri.

“Kita bukan bangsa Eropa, dan Indonesia punya realitas sendiri yang harus dipahami dan dijadikan dasar dalam menyusun sistem pendidikan,” tegasnya.

Sebagai Ketua Ikatan Alumni Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman, Agusriansyah menyoroti bahaya kurikulum tak kontekstual, yang bisa membuat siswa kehilangan akar identitas dan arah pendidikan.

Ia menyarankan kebijakan pendidikan yang digodok berdasarkan kearifan lokal, sejarah nasional, dan tantangan masa depan, tanpa meninggalkan konteks global.

Paralel dengan itu, Agusriansyah juga menyoroti rendahnya kesadaran politik di kalangan generasi muda. Ia mengajak pemuda agar tidak abai terhadap dunia politik karena keputusan publik selalu berasal dari situ.

“Tidak satu pun orang di negeri ini yang tidak terdampak dari kebijakan politik,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan perlunya literasi digital dan kemampuan menyaring informasi di tengah derasnya arus globalisasi, dengan penekanan bahwa kecerdasan kognitif harus diiringi akhlak dan integritas.

“Nilai manusia bukan hanya dari kekuatan pikirannya, tetapi juga dari karakter dan integritasnya,” katanya.

Ia berharap generasi muda tidak hanya kritis dan cerdas, tetapi juga bermoral tinggi dan berdaya dalam mendorong perubahan sosial dan politik demi masa depan bangsa. (*)