Melihat Festival Budaya Dayak Kenyah di Pampang, Simbol Pelestarian Tradisi dan Ketahanan Pangan
Penulis: Muhammad Riduan
5 jam yang lalu | 0 views
Pembukaan Festival Budaya Dayak Kenyah kembali digelar di Desa Budaya Pampang, tepatnya di Lamin Pemung Tawai, Jalan Kelurahan Budaya Pampang, RT 03, Samarinda, pada Kamis, 19 Juni 2025.(Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co – Festival Budaya Dayak Kenyah kembali digelar di Desa Budaya Pampang, tepatnya di Lamin Pemung Tawai, Jalan Kelurahan Budaya Pampang, RT 03, Samarinda, pada Kamis, 19 Juni 2025. Kegiatan tahunan ini kembali menghadirkan kemeriahan dan pesan-pesan kultural yang mendalam bagi masyarakat Kalimantan Timur.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan festival ini. Di mana kegiatan ini setiap tahunnya dapat terlaksana dengan meriah.
“Festival Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang ini adalah kalender tahunan, dan kita melihat semakin tahun semakin meriah. Itu bentuk cara kita melestarikan budaya dan penghormatan terhadap para tokoh adat Dayak di masa lalu,” tuturnya saat diwawancarai.
Andi Harun menegaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar menampilkan budaya, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai penting mengenai pelestarian alam, ketahanan lingkungan, dan penguatan ketahanan pangan masyarakat.
“Pesta budaya ini juga dirangkaikan dengan hari raya panen. Ini sejalan dengan Asta Cita Bapak Presiden, di mana festival budaya tak hanya menampilkan corak budaya tetapi juga membawa pesan mendalam bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Adat Dayak Kenyah Pampang, Esrom Palan, menjelaskan bahwa festival ini merupakan wujud rasa syukur atas hasil panen, sekaligus mengenang semangat para leluhur yang mengajarkan pentingnya giat bertani.
“Festival ini dilaksanakan dalam rangka mengingat semangat dulu saat syukuran panen. Lewat acara ini, diberikan petuah agar masyarakat lebih giat lagi bertani. Pesta panen ini sudah menjadi tradisi tahunan,” ucapnya.
Ia juga menyebut bahwa tahun ini bertepatan dengan peringatan 52 tahun keberadaan masyarakat Dayak di Pampang. Menurutnya, pelestarian budaya menjadi hal yang sangat penting sebagai benteng dalam kehidupan bermasyarakat.
“Budaya inilah ketahanan kita. Di tengah zaman kebersamaan ini, kami berharap nilai-nilai budaya terus hidup dan dijaga oleh generasi muda,” tuturnya.
Salah satu kegiatan menarik dalam rangkaian festival tahun ini adalah kompetisi olahraga tradisional menyumpit. Menurut Esrom, sumpit dalam tradisi Dayak Kenyah tidak hanya berfungsi sebagai alat berburu, tetapi juga mengandung filosofi kehidupan.
“Sumpit dulu digunakan untuk cari makan. Sekarang, ia menjadi simbol harapan agar kita bisa mengenai sasaran hidup dengan tepat. Seorang petani harus bertani dengan baik, pelajar harus belajar baik, pegawai harus bekerja dengan baik, seperti sumpit sasaran tepat,” pungkasnya.
Festival Budaya Dayak Kenyah 2025 ini menjadi momen penting untuk menguatkan identitas budaya lokal, mempererat kebersamaan, serta menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda Kalimantan Timur. (*]