search

Berita

jokowiPSIkaesang pangarepCalon Ketua Umum PSIJokowi nyalon Ketum PSIPengamat Politikanalisis politik

Jokowi Ancang-ancang Nyalon Ketua Umum, PSI Bersiap Lolos ke Senayan di Pemilu 2029?

Penulis: Rafika
8 jam yang lalu | 91 views
Jokowi Ancang-ancang Nyalon Ketua Umum, PSI Bersiap Lolos ke Senayan di Pemilu 2029?
Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), saat bertemu dengan Ketua Umum PSI sekaligus putra bungsunya, Kaesang Pangarep. (Instagram PSI)

Presisi.co - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), santer dikabarkan akan mendaftar sebagai calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini dipimpin putra bungsunya, Kaesang Pangarep.

Namun, peluang Jokowi sebagai ketua umum PSI dianggap tak cukup untuk menaikkan daya tawar partai berlambang bunga mawar itu. Hal ini disampaikan pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga.

Menurut Jamiluddin, kehadiran Jokowi sebagai pucuk pimpinan PSI tak otomatis menjamin kesuksesan partai tersebut menembus Senayan di Pemilu 2029.

"Sebab persaingan sesama partai politik yang ketat. Karena itu tidak mudah bagi partai gurem seperti PSI dalam waktu singkat bisa menyodok ke partai menengah," kata Jamiluddin dilansir dari Suara.com, Jumat, 16 Mei 2025.

Jamiluddin menilai, selama menjabat presiden, Jokowi adalah figur yang kerap menimbulkan kontroversi. Menurutnya, resistensi terhadap Jokowi justru meningkat pasca lengser dari jabatannya.

"Jadi, Jokowi sesungguhnya sangat resisten bila menjadi ketum PSI. Tingginya resistensi Jokowi kiranya menjadi titik lemah bila memimpin PSI," ungkapnya.

Jamiluddin menekankan bersaing dengan partai-partai besar seperti PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, PKS, NasDem, dan PAN bukanlah perkara mudah. Oleh karena itu, tak ada jaminan PSI bisa menembus ambang batas parlemen meski dipimpin Jokowi.

"Karena itu, tak ada jaminan PSI akan melenggang ke Senayan pada Pileg 2029 bila dipimpin Jokowi. Sebab, untuk bisa masuk ke Senayan PSI akan bersaing ketat dengan partai mapan seperti PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, PKS, NasDem, dan PAN," sambungnya.

Ia menilai, ketika sebuah partai dipimpin oleh figur yang memiliki tingkat resistensi tinggi, hal itu justru bisa menggerus kepercayaan publik terhadap partai tersebut.

Dampaknya, tingkat dukungan masyarakat terhadap PSI pun berpotensi menurun. Oleh sebab itu, ia menyarankan PSI untuk mempertimbangkan secara matang segala kemungkinan sebelum memutuskan mengangkat Jokowi sebagai ketua umum.

"Karena itu. PSI justru perlu mengkaji ulang plus minus bila Jokowi memimpin PSI. Jangan sampai terpilihnya Jokowi jadi ketum justru nantinya membuat PSI semakin menjadi partai gurem. Hal itu tentunya merugikan PSI," pungkasnya.

Sementara itu, Jokowi mengaku belum memutuskan apakah akan mencalonkan diri sebagai Ketum PSI. Ia mengatakan masih menghitung peluang, karena tak ingin kalah jika maju dalam kontestasi internal partai.

"Jangan sampai, kalau saya mendaftar, nanti saya kalah," kata Jokowi ditemui wartawan di Solo, Rabu, 14 Mei 2025.

Saat ditanya soal bersaing dengan Kaesang Pangarep dalam perebutan kursi Ketum PSI, Jokowi menanggapi santai.

"Kalau saya mendaftar, mungkin yang lain enggak mendaftar, mungkin," ucap Jokowi sambal tertawa.

Nama Jokowi santer disebut-sebut bakal menjadi kandidat ketum baru PSI. Kabar itu mencuat menjelang PSI bakal menggelar kongres perdana di Solo, Jawa Tengah pada Juli 2025.

Dalam acaara kongres itu, PSI bakal memilih ketum baru untuk menggantikan pucuk pimpinan yang kini dipegang oleh Kaesang Pangarep. (*)

Editor: Redaksi