search

Lifestyle

Malm Lailtul QadarLailatul QadarKapan malam Lailatul Qadartanda malam Lailatul Qadar

Apa Saja Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar? Kenali Ciri-cirinya

Penulis: Rafika
Jumat, 21 Maret 2025 | 268 views
Apa Saja Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar? Kenali Ciri-cirinya
Ilustrasi malam Lailatul Qadar. (Pexels)

Presisi.co - Di 10 hari terakhir bulan Ramadan, terdapat satu malam yang sangat istimewa, yakni malam Lailatul Qadar, yang diyakini sebagai malam penuh keberkahan dan kemuliaan.

Malam Lailatul Qadar disebut lebih baik dari seribu bulan karena pada malam inilah Alquran pertama kali diturunkan ke bumi.

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).

Hal ini berarti bahwa ibadah yang dilakukan pada malam tersebut memiliki nilai lebih besar dibandingkan ibadah yang dilakukan selama seribu bulan tanpa Lailatul Qadar.

Karena keutamaan yang begitu besar, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam tersebut, seperti shalat malam dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Mengenai kapan terjadi malam lailatul qadar, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi di malam-malam ganjil 10 hari terakhir ramadhan.

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Terkait kapan malam Lailatul Qadar terjadi, Rasulullah SAW menyampaikan malam istimewa ini berada di antara sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, khususnya pada malam-malam ganjil.

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Menurut berbagai hadis, kemungkinan besar Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari yang menyebutkan malam tersebut berpindah-pindah setiap tahunnya.

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى

“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari)

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, KH. Abdul Muiz Ali, mengungkapkan beberapa tanda yang dapat menjadi indikasi datangnya malam Lailatul Qadar.

Salah satu tandanya adalah suasana malam yang tenang dan tidak turun hujan.

"Ada tanda-tandanya. Salah satunya, tidak dalam keadaan hujan. Tidak dalam keadaan hujan, dan ia merasakan tenang untuk ibadah itu. Tidak hujan dan tidak panas," ungkapnya Kiai AMA, dikutip dari website mui.or.id pada Sabtu (15/3/2025).

Tanda lainnya adalah malam tersebut cenderung cerah, terutama pada malam ke-27 Ramadan. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab:

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru” (HR. Muslim no. 762, dari Ubay bin Ka’ab).

Hadits ini menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar memiliki tanda pada pagi harinya, yakni matahari terbit dengan warna yang putih dan tidak memancarkan sinar secara menyeluruh.

Selain itu, hadis lain dari Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi juga menggambarkan suasana malam tersebut:

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

"Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin. Pada pagi hari, matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361).

Hadis ini menjelaskan bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang dipenuhi ketenangan dan kesejukan, dengan suhu yang tidak terlalu panas maupun dingin.

Keesokan paginya, matahari akan terbit dengan tampilan kemerahan yang lembut. Inilah salah satu ciri khas yang menandakan terjadinya malam istimewa tersebut. (*)

Editor: Rafika

Baca Juga