search

Berita

Sidang Isbat1 Ramadhan 1446 Hhari pertama puasaMenteri AgamaNasaruddin UmarMabims

Malaysia dan Brunei Darussalam Baru Puasa Tanggal 2 Maret, Kenapa Indonesia Lebih Awal?

Penulis: Rafika
Jumat, 28 Februari 2025 | 451 views
Malaysia dan Brunei Darussalam Baru Puasa Tanggal 2 Maret, Kenapa Indonesia Lebih Awal?
Sidang Isbat penetuan 1 Ramadhan 1446 H. (YouTube Kementerian Agama)

Presisi.co - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama RI telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025.

Namun, keputusan hari pertama puasa di Indonesia itu berbeda dengan negara-negara tetangga yang tergabung dalam Mabims, yakni forum kerja sama Menteri Agama dari empat negara di Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

"Ini kita agak berbeda dengan Brunei Darussalam dan Singapura yang menyatakan bahwa puasa mereka itu mulai pada tanggal 2," kata Menteri Agama Nasaruddin Umar saat konferensi pers di kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (28/2/2025).

Nasaruddin menjelaskan perbedaan ini terjadi akibat variasi ketinggian hilal serta sudut elongasi di masing-masing wilayah. Meskipun secara geografis Malaysia dan Brunei berdekatan dengan Indonesia, pengamatan hilal di negara-negara tersebut menunjukkan hasil yang berbeda.

"Kenapa kita lebih awal? Karena perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasi yang berbeda. Jadi walaupun Malaysia itu mungkin berdekatan dengan kita, Brunei berdekatan dengan kita, tapi dari garis sudut elongasi itu juga memang sedikit berbeda. Dan mereka belum menemukan juga hilal di sana," jelas Nazaruddin.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Indonesia menganut sistem satu wilayah hukum dalam penentuan awal bulan Hijriah. Artinya, jika hilal terlihat di satu daerah dengan minimal dua saksi yang disumpah oleh pengadilan agama, maka keputusan tersebut berlaku untuk seluruh Indonesia. 

"Meskipun disurut Aceh melihat dan disaksikan, tapi itu juga berlaku untuk seluruh di ujung paling timur Indonesia. Karena kita merupakan satu wilayah hukum," ujarnya.

Berdasarkan pantauan Kementerian Agama di 125 titik seluruh Indonesia, ketinggian hilal ada di antara 3 derajat 5,91 menit hingga 4 derajat 40,96 menit dengan sudut elongasi 4 derajat 47,3 menit hingga 6 derajat 24,14 menit. Hilal itu terlihat sebagaimana laporan Direktur Jenderal Bimas Islam yang ditemukan di provinsi paling barat di Aceh. (*)

Editor: Rafika