Salwan Momika, Pria Asal Irak Pelaku Pembakaran Al-Qur'an Ditembak Mati di Swedia Ketika Siaran Langsung
Penulis: Rafika
9 jam yang lalu | 0 views
Presisi.co - Salwan Momika, pria asal Irak yang dikenal karena aksinya membakar Al-Qur’an di Swedia, dilaporkan tewas akibat penembakan pada Rabu (29/1/2025). Insiden ini terjadi hanya sehari sebelum pengadilan di Stockholm dijadwalkan memberikan putusan atas kasusnya terkait dugaan penghasutan kebencian etnis.
Kematian Momika dikonfirmasi oleh pengadilan Stockholm pada Kamis (30/1/2025). Media Swedia melaporkan bahwa ia tewas di rumahnya di kawasan Hovsjo, Sodertalje, saat sedang melakukan siaran langsung di media sosial.
"Seorang pria ditemukan tertembak di sebuah rumah di Hovsjo, Sodertalje, pada Rabu malam. Dia adalah Salwan Momika, 38 tahun, yang meninggal akibat luka tembak," ungkap lembaga penyiaran pemerintah Swedia, SVT.
Kabar mengenai kematiannya juga dikonfirmasi oleh kepolisian Swedia, setelah sebelumnya beredar rumor bahwa ia menjadi target ancaman dari kelompok ekstremis.
Momika sempat menjadi perhatian dunia setelah beberapa kali membakar Al-Qur’an dalam berbagai aksi protes di Swedia. Aksi Momika itu sempat membuat hubungan diplomatik Swedia dengan sejumlah negara Islam memburuk.
Pria asal distrik Al-Hamdaniya, Irak, dan merupakan bagian dari komunitas Katolik Asyur, ini mengklaim bahwa aksinya membakar Al-Qur’an bukanlah serangan terhadap individu Muslim, melainkan kritik terhadap ajaran Islam.
Badan Imigrasi Swedia sebelumnya telah mengeluarkan keputusan untuk mendeportasi Momika ke Irak. Namun, rencana tersebut ditunda karena adanya ancaman terhadap keselamatannya jika kembali ke negara asalnya. Sebagai gantinya, ia diberikan izin tinggal sementara yang berlaku hingga April 2024.
Selama masa tersebut, Momika kerap berpindah-pindah tempat tinggal demi menghindari potensi serangan dari pihak yang menentangnya. Sejak aksinya membakar Al-Qur’an viral, ia mendapat penolakan luas, baik dari komunitas Muslim maupun masyarakat Swedia secara umum.
Meskipun telah mencari perlindungan di Swedia, Momika terus menerima kecaman dan ancaman. Permohonan suakanya akhirnya ditolak. Hal itu membuatnya semakin terisolasi. (*)