Deretan Dugaan Kelakuan Arogan Mendiktisaintek Satryo, Main Pecat Pegawai hingga Lakukan Kekerasan
Penulis: Rafika
9 jam yang lalu | 2 views
Presisi.co - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, didemo oleh pegawainya sendiri pada Senin (20/1/2025).
Puluhan ASN Kemendiktisaintek menggelar aksi protes untuk menyampaikan keluhan atas sifat Satryo yang disebut arogan, pemarah, serta semena-mena memecat pegawainya dan melakukan mutasi. Tak hanya itu, keluarga Satryo juga dianggap terlalu ikut campur dengan urusan kementerian.
Para pegawai yang menggelar demo mengenakan kemeja hitam serta membawa sejumlah spanduk berukuran besar yang bertuliskan kritikan tajam untuk Satryo.
"Institusi negara bukan perusaan pribadi Satryo dan istri," demikian tulisan pada spanduk tersebut.
"Kami ASN dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan untuk babu keluarga," bunyi tulisan pada spanduk lainnya.
"Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main tampar, dan main pecat."
Mutasi Pegawai Semena-mena
Pranata Humas Ahli Muda sekaligus Pj. Rumah Tangga Kementerian Dikdasmen, Neni Herlina, mengaku mendapatkan perlakuan semena-mena dari Satryo yang berujung dirinya di mutasi ke kementerian lainnya.
Sebabnya, ia mendapatkan permintaan untuk mengganti meja dan kursi kerja Satryo. Permintaan itu diduga datang dari istri sang menteri.
Diketahui, ruangan yang digunakan oleh Satryo dulunya ditempati oleh Dirjen Diktisaintek, ketika masih bergabung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun, meja dan kursi ruangan Satryo tak kunjung diganti lantaran terbentur prosedur standar kementerian. Menurut Neni, hal itu memicu amarah Satryo hingga ia diusir dari Kemendiktisaintek.
"Saya sih sepertinya sudah ditandain, ketika pertama kali masalah meja itu. Meja itu ada di ruang beliau, sebenarnya minta ganti saja. Sejak itu, saya dipanggil dibilang 'kamu sekali lagi melakukan kesalahan, saya pecat kamu'," ujar Neni di tengah aksi demo.
Buntut meja dan kursi yang tak kunjung diganti, Satryo mengusir Neni dari kementerian yang dipimpinnya itu.
“Keluar kamu sekarang juga, bawa semua barang-barang kamu. Pergi ke Dikdasmen!” ujar Neni menirukan Satryo.
Arogan ke Pekerja
Tak hanya itu, Satryo diduga juga melakukan kekerasan terhadap salah satu pekerja rumah dinas di Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Dalam rekaman suara yang beredar di media sosial, suara diduga Satryo marah-marah bahkan membentak pekerjanya karena dituding sengaja mematikan air.
"Kamu sengaja ya biar air di rumah ini mati," ucap seseorang diduga Satryo.
"Mohon maaf Pak. Demi Allah, saya mohon maaf. Saya benar-benar meminta maaf lagi," ucap orang yang dimarahi.
Kemudian, terdengar suara barang yang dilempar. Narasi yang disertakan dalam rekaman tersebut menyebutkan adanya tindakan pemukulan dan pelembaran barang ke korban.
Suara seseorang yang diduga Satryo itu terdengar marah lantaran air yang tadinya hidup tiba-tiba mati, sehingga ia menuding pekerjanya sengaja melakukan hal tersebut.
Sang pekerja telah meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Ia mengaku tidak mendampingi anak buah yang bekerja di rumah dinas tersebut. Namun, suara diduga Satryo itu tetap menuduhnya berbohong.
"Tukang bohong kamu, lu sengaja kan bikin air di rumah ini mati?" ucapnya.
"Saya akui, salah saya tidak mendampingi tim saya di sini karena saya harus membantu istri saya habis operasi kuret dan jahitannya masih basah sehingga saya bantu jaga anak," balas sang pekerja. (*)