search

Berita

Puasa Rajabutang puasa RamadanPuasa Ramadan 2025Buya Yahya

Bolehkah Melaksanakan Puasa Rajab Padahal Masih Punya Utang Puasa Ramadan? Buya Yahya Jelaskan Hukumnya

Penulis: Rafika
Minggu, 05 Januari 2025 | 431 views
Bolehkah Melaksanakan Puasa Rajab Padahal Masih Punya Utang Puasa Ramadan? Buya Yahya Jelaskan Hukumnya
Ilustrasi berbuka puasa. (Freepik)

Presisi.co - Bulan Rajab sering dimanfaatkan oleh umat Islam untuk memperbanyak ibadah, termasuk menjalankan puasa sunnah. Namun, bagaimana hukumnya jika seseorang ingin berpuasa Rajab, sementara ia masih memiliki utang puasa Ramadhan yang belum ditunaikan?

Utang puasa sendiri adalah kewajiban bagi umat Islam yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit atau haid. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an (Surah Al-Baqarah: 184), hari-hari yang ditinggalkan tersebut wajib diganti di luar bulan Ramadhan.

 

Jika seseorang tidak mampu berpuasa, ia dapat membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. Penting untuk segera membayar utang puasa sebelum Ramadhan berikutnya.

Niat untuk qadha harus dilafalkan di malam hari sebelum pelaksanaan puasa. Lantas apakah boleh puasa Rajab apabila masih ada utang puasa Ramadhan?

Dilansir dari Suara.comulama terkemuka Buya Yahya pernah menjelaskan puasa Rajab bagi umat Islam yang masih memiliki utang puasa Ramadhan.

Menurut Buya Yahya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Puasa Ramadhan adalah kewajiban, sementara puasa Rajab bersifat sunnah. Oleh karena itu, menyelesaikan utang puasa Ramadhan harus menjadi prioritas utama bagi setiap Muslim yang masih memiliki tanggungan.

Bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa Ramadhan karena alasan syar’i, seperti sakit atau haid, diperbolehkan untuk melaksanakan puasa sunnah, termasuk puasa Rajab, sambil tetap berencana meng-qadha puasa Ramadhan di hari lain.

Namun, jika seseorang meninggalkan puasa Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat, maka ia wajib segera meng-qadha puasa tersebut sebelum melaksanakan puasa sunnah. Dalam situasi ini, melaksanakan puasa sunnah seperti puasa Rajab bisa dianggap tidak sah atau bahkan haram karena kewajiban utama belum diselesaikan.

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa jika seseorang ingin memanfaatkan bulan Rajab untuk mengganti utang puasa Ramadhan, ia dapat melakukannya dengan niat qadha. Meskipun niat utamanya adalah untuk mengganti puasa Ramadhan, ia tetap dapat memperoleh pahala dari keutamaan berpuasa di bulan Rajab.

Dengan demikian, bagi mereka yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, sangat dianjurkan untuk menyelesaikannya terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah seperti di bulan Rajab. (*)

Editor: Rafika