Nekat Sahur Saat Azan Subuh Sudah Berkumandang, Puasanya Sah atau Tidak? Simak Jawaban Buya Yahya
Penulis: Rafika
Senin, 18 Maret 2024 | 513 views
Presisi.co - Sebelum menjalankan ibadah puasa, umat Islam terlebih dahulu melakukan sahur. Sahur sendiri merupakan kegiatan makan dan minum ketika menjelang fajar sebelum Subuh.
Adapun waktu sahur dimulai dari sepertiga malam hingga azan subuh berkumandang. Artinya, ketika sudah terdengar azan Subuh, umat Islam tidak boleh lagi menyantap makanan atau minuman hingga tiba waktu berbuka.
Namun, ada kalanya seorang hamba baru terbangun ketika azan subuh tengah berkumandang. Alhasil, beberapa orang seringkali nekat melakukan sahur saat sudah memasuki waktu Subuh. Biasanya, mereka hanya meneguk sedikit air atau menyantap secuil makanan sebagai syarat sahur.
Lantas yang menjadi pertanyaan adalah, apakah puasa kita terhitung sah ketika sahur saat azan subuh berkumandang? Pertanyaan tentang hukum puasa saat azan subuh berkumandang kerap menjadi dilema bagi umat Islam
Berkaitan dengan pertanyaan tersebut, ulama Buya Yahya memberikan penjelasannya. Melalui kanal YouTube miliknya, Buya Yahya menegaskan puasa seseorang tidak sah jika sahur ketika sudah terdengar azan Subuh.
"Karena Anda mendengar azan tapi masih minum maka puasa Anda tidak sah. Sebab, ketika sudah masuk waktu Subuh tiba tidak boleh makan dan minum lagi," tegasnya dikutip Suara.com, Senin (18/3/2024).
Lebih lanjut, Buya Yahya memberikan tafsir hadis yang berbunyi"ketika terdengar azan maka makanlah dan minumlah". Ulama asal Blitar itu menjelaskan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, azan subuh berkumandang dua kali.
Muazin pertama, Abdullah bin Ummi Maktum dan Bilal bin Rabah, mengumandangkan azan untuk mengingatkan waktu subuh segera tiba alias sudah memasuki waktu imsak. Sementara muazin kedua, melakukan azan untuk mengajak umat Muslim salat karena sudah memasuki waktu subuh.
"Berdasarkan hadits itu, hanya boleh makan di azan pertama. Tapi saat azan kedua, sudah tanda masuk Subuh, tidak boleh. Kalau Anda masih minum, batal puasa Anda. Berarti hari ini tidak sah puasa Anda," tegasnya lagi.
Meski begitu, Buya Yahya mengingatkan agar umat Islam yang tidak berpuasa menahan diri dari makan dan minum di hadapan orang yang sedang berpuasa. Sebab, orang yang berpura-pura puasa demi menghormati orang yang sedang puasa mendapatkan ganjaran pahala yang sama.
Ia juga menegaskan bahwa puasa yang tidak sah lantaran baru sahur saat azan Subuh berkumandang harus diganti di kemudian hari.
"Memang Anda tidak dianggap puasa, tapi hukumnya wajib bagi Anda menghormati orang yang puasa di bulan Ramadan, karena pahalanya sama. Anda mendapatkan pahala besar dari Allah, tapi nanti tetap wajib meng-qadha (mengganti puasa -red)," tutup Buya Yahya. (*)