Dispar Kaltim Gelar Bincang-Bincang Pariwisata, Ajak Media Massa Promosikan Pariwisata
Penulis: Rafika
Jumat, 13 Desember 2024 | 208 views
Samarinda, Presisi.co - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar bincang-bincang wisata bertajuk "Optimalisasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif" di Vlorry Cafe, Jalan Anggur, Samarinda, Jumat, 13 Desember 2024.
Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Kepala Dispar Kaltim Ririn Sari Dewi, General Manager Swiss-Belhotel Borneo Samarinda sekaligus Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Kaltim Wied Paramartha, dan tour guide yang juga mantan jurnalis Endro S. Effendi.
Acara yang bertujuan mempromosikan program pariwisata pemerintah sekaligus menyerap aspirasi masyarakat ini dihadiri oleh awak media, influencer, serta pelaku sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif.
Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, menjelaskan Dispar Kaltim mengacu pada konsep pariwisata berkelanjutan dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Benua Etam.
"Artinya, kita tidak hanya lihat jumlah kunjungan, tapi bagaimana sektor pariwisata mampu menumbuhkan pendapatan ekonomi," jelas Ririn.
"Kemudian bagaimana kita menjaga kebudayaan dan kearifan lokal, serta tidak merusak lingkungan yang ada di lokasi wisata," sambungnya.
Namun, dalam mengembangkan pariwisata, Ririn mengaku pihaknya terhalang sejumlah kendala.
"Di antaranya infrastruktur kurang memadai, dana pendanaan, dan isu lingkungan," tuturnya.
IHGMA DPD Kaltim, Wied Paramartha, menuturkan pentingnya membangun networking atau jaringan antar sektor pariwisata.
"Kalau kita bicara asosiasi, organisasi, semua ada di Kaltim. Tapi hanya sebatas kenal, tidak sampai ke networking," tuturnya.
Oleh sebab itu, ia mendorong semua pihak untuk saling membangun jaringan dan menciptakan kolaborasi. Dengan begitu, inovasi dan kreativitas yang akan mengoptimalkan pariwisata akan tercipta.
"Dari relationship jadi jaringan, dari jaringan kita bisa membangun partnership, baru kita bisa kerja membuat kolaborasi maksimal," pungkasnya.
Sementara itu, tour guide Endro S. Effendi menyoroti peran pemerintah yang dinilai masih kurang dalam mendorong kemajuan pariwisata.
"Contohnya di Turki, harga tiket dibuat murah dengan subsidi pemerintah, tetapi wisatawan didorong membelanjakan uangnya di pusat oleh-oleh," terangnya.
Selain itu, ia juga mendorong adanya pemberian komisi ke media massa dan influencer untuk mempromosikan hotel atau tempat wisata.
"Komisi nggak akan mengurangi keuntungan, karena impact yg dihasilkan wartawan itu besar," tuturnya. (*)