DPRD Kaltim: Turunnya Anggaran Beasiswa Mengancam Masa Depan Generasi Muda
Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 04 November 2024 | 16 views
Samarinda, Presisi.co - Penurunan anggaran program Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) memicu keprihatinan serius di kalangan DPRD Kalimantan Timur.
Fuad Fakhruddin, anggota DPRD Kaltim, menekankan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan meski dalam keterbatasan anggaran.
Fuad mengungkapkan, pengurangan alokasi dana untuk BKT berdampak besar pada masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada program ini untuk mengakses pendidikan. Penurunan ini, katanya, tidak hanya membatasi jumlah penerima beasiswa tetapi juga mengurangi kesempatan generasi muda untuk berkontribusi pada pembangunan daerah.
"Pendidikan adalah fondasi utama untuk menciptakan SDM unggul. Jika anggarannya terus dikurangi, kita berisiko kehilangan potensi generasi muda untuk memajukan Kaltim," tegas Fuad pada Senin 4 November 2024.
Pada 2024, anggaran BKT dalam APBD murni hanya Rp200 miliar—turun 60 persen dari alokasi tahun sebelumnya. Meski tambahan Rp20 miliar disisipkan dalam APBD Perubahan, total anggaran Rp220 miliar tetap jauh dari kebutuhan ideal.
Pengurangan ini diperkirakan akan mengurangi jumlah penerima beasiswa, dari sebelumnya mencakup sekitar 47 ribu penerima menjadi jauh lebih sedikit.
Meskipun komposisi Alat Kelengkapan Dewan (AKD) belum final, Fuad menegaskan bahwa DPRD harus memperjuangkan tambahan anggaran untuk pendidikan. Baginya, pembangunan daerah hanya dapat dicapai jika didukung oleh SDM terdidik dan kompeten.
“Kita membutuhkan SDM berkualitas untuk menggerakkan pembangunan, terutama menghadapi tantangan besar seperti keberlanjutan Ibu Kota Nusantara (IKN). Pendidikan harus menjadi prioritas,” tambah Fuad.
Fuad mendesak pemerintah daerah agar pendidikan tetap menjadi sektor prioritas, mengingat perannya yang vital dalam membangun masa depan Kalimantan Timur. Ia berharap pengurangan anggaran ini dapat segera dievaluasi agar akses pendidikan untuk masyarakat kurang mampu tetap terjaga.
"Pendidikan bukan pengeluaran, melainkan investasi. Kita harus memastikan bahwa setiap anak di Kaltim memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan yang layak," pungkasnya. (*)