search

Berita

Debat Pilkada JakartaIhsan SuriSurvei Pilkada JakartaPramono-Rano RIDODharma-Kun

Akademisi: Debat Kedua Pilkada Jakarta Hanya Pepesan Kosong

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 28 Oktober 2024 | 210 views
Akademisi: Debat Kedua Pilkada Jakarta Hanya Pepesan Kosong
Tangkapan layar siaran langsung debat kedua Pilkada Jakarta. (YouTube/CNN Indonesia)

Presisi.co - Sebelum berlangsungnya debat kedua, beberapa lembaga survei dari persepi merilis hasil temuannya yang cukup berbeda dimana hasil survey dari LSI Pramono-Rano memiliki elektabilitas sebesar 41,6% sementara RIDO 37,4% dan Dharma-Kun hanya 6,6% dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 15%. Sementara Poltracking mengumumkan pasangan RIDO mendapatkan 51,6% sementara Pramono-Rano 36,4 % dan Dharma-Kun meraih 3,9% dan yang belum memilih sebesar 9,1%.

Ihsan Suri selaku Direktur Network Society Indonesia (NSI) melalui rilis yang diterima oleh Presisi.co. Hasil survei dari kedua lembaga tersebut sangat menarik, dimana lembaga survei mengeluarkan hasil yang berbeda. Artinya pilihan masyarakat Jakarta juga masih bisa berubah tergantung para calon kepala daerah dengan tim kampanye saat terjun langsung di masyarakat untuk mampu menarik simpati.

Debat Pilkada Jakarta yang sudah dilaksanakan tadi di Ancol pada 27 Oktober 2024, dimana berlangsungnya debat tersebut hanya untuk mendengarkan visi misi dan gagasan para kontestan calon kepala daerah Jakarta sehingga mendapatkan perhatian dan dukungan dari masyarakat Jakarta.

Ihsan Suri yang juga Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila mengamati selama belangsungnya debat dengan tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, dimana hanya berisikan program-program yang sudah dilaksanakan.

“Jadi selama debat hanya terlihat pepesan kosong dengan balutan bahasa yang manis tidak menyentuh substansi dari para pasangan gubernur dan wakil gubernur," sebutnya pada Minggu, 27 Oktober 2024.

“Baik Siswono, Rano Karno dan Kun Wardana selama berlangsungnya debat hanya bisa mengeluarkan janji dengan menggunakan kartu-kartu dan program pelaksanaan yang hanya bersifat administasi saja, padahal yang dibutuhkan masyarakat Jakarta adalah bagaimana menjalankan kebijakan sebagai kepala daerah guna memenuhi kebutuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial masyarakat, sehingga tidak ada terobosan dan gagasan baru yang disampaikan," tambah Ihsan Suri yang juga sebagai Tokoh Pemuda Betawi. 

Ia menyebut, setiap kandidat sama sekali tidak menyentuh substansi yang diharapkan masyarakat Jakarta terutama membahas bagaimana problematika yang akan dihadapi masyarakat Jakarta pada sektor ekonomi dan kesejahteraan sosial akan tetapi hanya saling menyerang dari hasil pekerjaan dan jabatan sebelum menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.   

Untuk setiap kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, perlu bicara  mengenai substansi dari Visi Misinya agar masyarakat yang menyaksikan debat menjadi paham apa yang akan dilakukan saat menjadi kepala daerah, bukan sekedar retorika saja. (*)

Editor: Redaksi