search

Daerah

DPRD SamarindaWakil Ketua Komisi IV DPRD SamarindaSani Bin Husain Tantangan Penurunan Kemiskinan Ekstrem di Samarinda

Sani Bin Husain Paparkan Tantangan Penurunan Kemiskinan Ekstrem di Samarinda

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 07 Agustus 2024 | 505 views
Sani Bin Husain Paparkan Tantangan Penurunan Kemiskinan Ekstrem di Samarinda
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain. (Ist)

Samarinda, Presisi.co – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain menyebutkan, permasalahan kemiskinan tidak akan hilang meski Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan upaya nol persen miskin ekstrem pada akhir 2024.

Sani menilai meskipun Pemkot Samarinda sudah berusaha maksimal, kemiskinan tetap tidak bisa dijamin hilang sepenuhnya.

“Tidak ada jaminan, tapi saya melihat Pemkot sudah berusaha. Namun, Samarinda ini tidak hanya tergantung sendiri, jadi dia juga masih bergantung dengan provinsi dan nasional,” ujarnya kepada korankaltim.com, Senin (12/2/2024).

Menurut Sani, kebijakan nasional yang menguntungkan seperti penurunan harga BBM dan pembukaan lapangan kerja tanpa persyaratan sulit diperlukan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem. Meski pesimistis dengan target nol persen miskin ekstrem di akhir tahun, Sani optimistis kemiskinan ekstrem bisa dikurangi.

"Lapangan pekerjaan yang sulit menjadi penyebab utama kemiskinan ekstrem," katanya. "Jika seseorang tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan, maka dia masuk kategori miskin ekstrem."

Komisi IV DPRD Samarinda bersama Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) Samarinda telah membahas program penurunan kemiskinan ekstrem.

Sani menekankan pentingnya sinkronisasi data antara lapangan dan pusat, serta penentuan objek miskin ekstrem yang lebih teliti.

Sani juga menyoroti bahwa kemiskinan yang disebabkan oleh faktor individual seperti malas bekerja, judi, mabuk-mabukan, dan penggunaan narkotika tidak dapat dihitung dalam kategori miskin ekstrem.

"Miskin yang seperti apa, atau pemalas, kriminal, atau otaknya cuma mau makan saja. Misalnya program bagi-bagi makanan itu, saya tidak setuju kalau yang diberi makan orang seperti itu," tegasnya.

Editor: Ridho M