Berat Badan Kim Jong Un Naik Jadi 140 Kg, Pemerintah Korut Sibuk Cari Obat Obesitas
Penulis: Rafika
Selasa, 30 Juli 2024 | 364 views
Presisi.co - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengalami kenaikan berat badan, menurut laporan Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan kepada anggota parlemen pada Senin (29/7/2024). Tampaknya, kondisi tersebut membuat Kim menghadapi masalah kesehatan terkait obesitas seperti hipertensi dan diabetes.
Kim Jong Un sendiri diketahui memiliki kebiasaan minum alkohol dan merokok. Ia juga berasal dari keluarga dengan riwayat penyakit jantung. Ayah dan kakeknya, yang sebelumnya memimpin Korea Utara sebelum menyerahkan kekuasaan pada tahun 2011, meninggal karena penyakit jantung.
Sejumlah pengamat mencatat bahwa Kim sebelumnya memiliki tinggi sekitar 170 sentimeter dan berat badan 140 kilogram.
Pemimpin Korea Utara itu sempat sempat kehilangan banyak berat badan pada tahun 2021. Kondisi tersebut diduga karena Kim menerapkan perubahan pola makan. Namun, rekaman media pemerintah terbaru menunjukkan bahwa berat badannya kembali naik.
Pada hari Senin, NIS dalam pengarahan tertutup menyampaikan kepada anggota parlemen bahwa berat badan Kim diperkirakan kembali mencapai sekitar 140 kilogram (308 pon) dan termasuk dalam kelompok berisiko tinggi terkena penyakit jantung, menurut anggota parlemen Lee Seong Kweun.
Lee menuturkan bahwa NIS telah melaporkan adanya gejala hipertense dan diabetes pada Kim sejak awal usia 30-an. Anggota parlemen lainnya, Park Sunwon, menambahkan bahwa NIS menduga obesitas Kim terkait dengan kebiasaan minum alkohol, merokok, dan stres.
Menurut Lee dan Park, NIS memperoleh informais bahwa pemerintah Korea Utara tengah sibuk mencari obat-obatan baru di luar negeri untuk mengatasi hipertensi dan diabetes yang diduga diderita Kim.
Sebagaimana diketahui, Korea Utara adalah salah satu negara paling tertutup di dunia, sehingga hampir tidak ada cara bagi orang luar untuk mengetahui kondisi kesehatan Kim secara pasti. NIS juga memiliki rekam jejak yang kurang baik dalam mengonfirmasi perkembangan di Korea Utara.
Kesehatan Kim menjadi perhatian internasional karena ia belum secara resmi menunjuk penggantinya yang akan bertanggung jawab atas pengembangan senjata nuklir negara tersebut, yang menargetkan Amerika Serikat dan sekutunya jika ia tidak lagi mampu memimpin.
Dalam pengarahan pada hari Senin, NIS juga mempertahankan penilaiannya bahwa putri praremaja Kim, yang dilaporkan bernama Kim Ju Ae, kemungkinan besar akan memperkuat statusnya sebagai pewaris ayahnya. Namun, NIS juga menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan ia bisa digantikan oleh salah satu saudaranya karena belum ada penunjukan resmi.
Spekulasi mengenai Kim Ju Ae, yang berusia sekitar 10 tahun, meningkat ketika ia sering menemani ayahnya dalam acara publik sejak akhir 2022. Media pemerintah menggambarkannya sebagai anak Kim Jong Un yang "paling disayang" atau "dihormati" dan menampilkan rekaman serta foto-foto yang menunjukkan kedekatannya dengan ayahnya dan status politiknya yang meningkat.
NIS menyampaikan kepada anggota parlemen bahwa setidaknya 60% dari kegiatan publik Kim Ju Ae melibatkan kehadirannya di acara militer bersama ayahnya. (*)