search

Daerah

Simulasi PencoblosanPemilu 2024KPU Samarinda

KPU Samarinda Tegaskan Sirekap dapat Menghindari Potensi Kecurangan saat Pencoblosan Pemilu 2024

Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 26 Desember 2023 | 479 views
KPU Samarinda Tegaskan Sirekap dapat Menghindari Potensi Kecurangan saat Pencoblosan Pemilu 2024
Simulasi pencoblosan yang dilakukan KPU Samarinda, Selasa (26/12/2023).

Samarinda, Presisi.co - Pencoblosan Pemilu digelar 14 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda menggelar simulasi kegiatan pemungutan, perhitungan dan rekapitulasi surat suara, Selasa (26/12/2023).

Simulasi digelar di Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota dan bertempat di Museum Samarinda Jalan Bhayangkara. Simulasi ini dirancang mirip seperti pelaksanaan pencoblosan tanggal 14 Februari 2024.

Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat mengungkapkan bahwa pihaknya juga memanggil warga setempat untuk datang mengikuti simulasi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 tersebut.

"Pemilihnya pun pemilih yang real di TPS 02 di kelurahan Bugis, kita akan melihat partisipasinya, bagaimana kerjanya, pola dan metode dari pemungutan sampai keperhitungan bahkan untuk penggunaan Sirekap," ungkap Firman.

Firman menjelaskan Sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) yang berbasis digital merupakan metode baru yang bertujuan memberikan kemudahan bagi petugas rekapitulasi suara.

Sistem ini dapat diakses oleh khalayak luas. Sehingga dapat menghindari potensi kecurangan.

"Sirekap ini kita hadirkan juga untuk mencari tahu apakah ada celah dalam hal kecurangan. Karena berbasis digital ini kami rasa penghitungan dan pemungutan suara akan jauh lebih aman. Akses ini semua masyarakat bisa lihat, karena ini website jadi di situ tidak ada lagi main rahasia-rahasia," tutur Firman.

Salah satu warga Kelurahan Bugis, Wiji Lestari membagikan pengalamannya usai mengikuti simulasi pemungutan suara.

Menurutnya tak ada kesulitan sebab telah mendapatkan arahan dari panitia pelaksana. Namun banyaknya partisipasi dari calon legislatif membuat ukuran kertas surat suara menjadi lebih besar.

"Tidak ada kesulitan, tapi melipat kertasnya agak susah mungkin karena sekarang lebih banyak calonnya," ujar Wiji.

Hari selaku warga lainnya, juga membeberkan pengalamannya. Ia mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang dirasakan pada pemilu 2019 lalu terkait dengan absensi.

"Kalau dulu hanya dari absensi. Kalau sekarang, tadi saya datang ke TPS di cek dulu pakai web. Tadi kelihatan nama saya dan alamat TPS saya. Katanya untuk memastikan saya terdaftar sebagai pemilih atau tidak," tutupnya.